Keperkasaan dolar terhadap rupiah pun langsung memberikan dampak terhadap beberapa produk impor, salah satunya suku cadang (sparepart) sepeda motor yang rata-rata berasal dari impor.
Hal itu juga diakui oleh beberapa bengkel penjual suku cadang dan pelengkap sepedamotor yang berlokasi di Jalan Raya Otto Iskandar Dinata atau yang dikenal Otista, Jakarta Timur.
Hendrik, salah satu penjaga toko Pasti Jaya Makmur (PJM) ini mengaku belakangan ini harga suku cadang mengalami kenaikan sekitar 10%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menyebut hampir semua produk suku cadang yang dijualnya ini hasil impor dari Thailand yang didapatkan dari distributor besar. Handrik juga menyadari kenaikan harga bisa dipengaruhi oleh melemahnya nilai tukar rupiah.
Tidak hanya itu, naiknya harga sparepart impor ini juga mempengaruhi penjualan tokonya. Dia mengaku belakangan ini tokonya sepi dari pembeli pembeli.
Sementara Aen, seorang karyawan toko King Motor ini menyebutkan harga jual helm mengalami peningkatan belakangan ini, khususnya yang impor.
"Helm yang kita jual lokal sama impor, lokal itu contohnya KYT, INK, NHK, kalau impor merk Zeus dari Vietnam," kata Aen kepada detikFinance, Jakarta.
Dia menyebut harga setiap merk helm berbeda-beda dan sesuai dengan tipenya. Untuk KYT awalnya dijual sekitar Rp 220.000 sampai Rp 550.000. Helm merk INK dibanderol sekitar Rp 300.000 sampai Rp 700.000, sedangkan helm impor merk Zeus sekitar Rp 550.000 sampai Rp 750.000.
"Sekarang harganya rata-rata naik, dikasih tahu oleh distributor," ujar dia.
Dia mengaku kenaikan harga helm pun hanya didapatkan dari pihak distributor. Namun, dirinya menyebut kenaikan harga helm impor ini biasanya dikarenakan beberapa hal, mulai dari stok yang terbatas, hingga pengaruh nilai tukar.
"Sepertinya ada pengaruh sama nilai tukar, makanya distributor cuma kasih tahu kalau harga naik," ungkap dia.