Dampak Dolar AS Rp 14.000 ke Ekonomi RI

Dampak Dolar AS Rp 14.000 ke Ekonomi RI

Selfie Miftahul Jannah - detikFinance
Rabu, 09 Mei 2018 08:30 WIB
Dampak Dolar AS Rp 14.000 ke Ekonomi RI
Foto: Arbi Anugrah

Dewan Pembina Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) Sudirman menjelaskan, 80% komponen pembuatan pakan ternak disuplai dari luar negeri.

"Industri pakan ternak itu komponen antara 75-80% (impor). Salah satu contoh bahan baku yang paling kena adalah bungkil kedelai, itu dari Argentina dan Brasil impor. Komoditas ini bukan hanya terdampak karena dolar yang naik tapi juga ada internasional marketnya juga naik, jadi ini sudah jatuh tertimpa tangga," kata dia kepada detikFinance, Selasa (8/5/2018).

Ia menjelaskan, industri ini terkena dampak dua kali, setelah USD naik menjadi Rp 14.000 kemudian harga bahan baku di pasar juga naik. Ia mengatakan, pakan ternak bisa terpangaruh karena fluktuasi harga komoditas internasional dan fluktuasi curancy USD. Kondisinya kata Sudirman kedua hal ini sedang mengalami kondisi buruk dengan nilai yang terus melambung tinggi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini dua duanya lagi jelek melambung tinggi. Jadi bisa dibayangkan pada awal Januari, dolar masih Rp 13.300 sekarang sudah Rp 14.000 itu berarti sudah naik Rp 700 jadi kalau dibandingkan dengan Januari sampai sekarang. Ada depresiasi rupiah cukup besar sebesar Rp 700 perak itu berarti ada kenaikan biaya pakan di 75% Γ— 700 itu kalau kita bandingkan dari januari sampai sekarang," papar dia.

Sudirman merinci, 80% komponen impor untuk untuk membuat pakam ternak diantaranya yaitu bukil kedelai yang didatangkan dari Argentina dan Brasil, tepung tulang dan daging yang didatangkan langsung dari Newzeland, Australia dan Amerika. Minyak jagung dari Amerika dan vitamin yang didatangkan langsung dari China dan Australia.

"Garam kita impor, waktu itu impor garam tersendat itu kita juga terganggu. Semua masih impor," kata dia

Jika hal ini terus terjadi maka kenaikannharga pakan ayam kata Sudirman sudah pasti terjadi.

"Kalau kombinasi antara kenaikan harga komoditas dan depresiasi rupiah, itu bisa saya hitung itu seharusnya, itu harga pakan akan naik 10%," kata dia.

Dengan adanya kenaikan harga jual pakan ternak, dikhawatirkan hargu jual daging ayam akan ikut menanjak seiring meningkatnya biaya produksi yang disumbang kenaikan harga pakan tersebut.

"Artinya kalau misalnya harga pakan Rp 6.500-7000/kg nanti kenaikannya bisa kalau nggak ganggu struktur biaya itu harusnya naik jadi Rp 6.550-7.700/kg," beber dia.

Hide Ads