Kinerja 2017 Merosot, Ramayana Harap Pemerintah Perbaiki Ekonomi RI

Kinerja 2017 Merosot, Ramayana Harap Pemerintah Perbaiki Ekonomi RI

Danang Sugianto - detikFinance
Jumat, 25 Mei 2018 18:59 WIB
Foto: Danang Sugianto/detikFinance
Jakarta - PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) berharap kondisi perekonomian di 2018 berangsur membaik. Sebab perusahaan mengakui 2017 merupakan tahun yang berat.

"Tahun 2017 merupakan tahun yang penuh tantangan bagi. Perseroan mencatat penurunan pendapatan sebesar 4,0% dari Rp 5,86 trilyun pada tahun 2016 menjadi Rp 5,62 trilyun pada tahun 2017. Kontribusi pendapatan terbesar selama tahun 2017 diperoleh dalam kuartal ke-2, di mana terdapat penjualan Lebaran," kata Direktur Keuangan Ramayana Suryanto dalam keterangan tertulis, Jumat (25/5/2018).

Laba kotor Ramayana di 2017 naik 0,4% dari Rp 2,20 triliun menjadi Rp 2,21 trilun. Marjin laba kotor juga naik dari 26,7% di 2016 menjadi 27,2%.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun laba bersih Ramayana turun 0,5% dari Rp 408,5 milyar menjadi Rp 406,6 miliar atau turun 0,5%. Hal itu disebabkan terutama oleh menurunnya pendapatan dari unit usaha supermarket.

Ditahun 2017, Ramayana juga menutup 3 toko yang tidak produktif. Luas kotor toko per tanggal 31 Desember 2017 adalah 983.755 meter persegi.

"Tantangan ditahun 2017 ditandai dengan menurunnya penjualan supermarket. Tetapi dilain pihak penjualan dari produk fesyen (department store) meningkat dengan marjin keuntungan yang meningkat pula, khususnya pada bagian barang konsinyasi," tambahnya.

Meski begitu, perusahaan melihat ada peluang di bisnis produk fesyen. Oleh karena itu Ramayana akan mendorong divisi penjualan fesyen di tahun ini.

"Hal ini merupakan bekal terbesar dalam menyongsong tahun 2018, karena hal ini menunjukkan membaiknya daya beli pelanggan Ramayana," kata Suryanto

Sejak 2016 Ramayana juga melakukan penyusutan unit usaha supermarket. Hal itu menjadi strategi perusahaan untuk mengurangi tingkat kerugian dari unit usaha tersebut, dan terbukti cukup berhasil dengan menurunnya biaya operasi secara cukup signifikan.


Dilatarbelakangi oleh pertumbuhan ekonomi yang cukup stabil di wilayah Jabodetabek, pada tahun ini manajemen akan memfokuskan strategi pembukaan toko di daerah industri Jabodetabek dan Jawa.

"Kami berharap di tahun-tahun mendatang Pemerintah tetap mampu mempertahankan tingkat inflasi, memelihara stabilitas politik dan kondisi keamanan nasional (khususnya dalam masa pilkada dan persiapan pemilu 2019) untuk menjaga dan menarik lebih banyak penanaman modal asing di Indonesia, dan merealisasikan lebih banyak lagi proyek investasi," ujarnya.

Ramayana hari ini juga menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST). Pemegang saham memberi restu bagi perusahaan untuk melakukan pembagian dividen sebesar Rp 40 per saham dengan jumlah total Rp 268,9 miliar, atau setara dengan 66,1% payout ratio atas laba bersih tahun 2017.

Dewan Direksi disempurnakan dengan ditunjuknya Ibu Jane Melinda Tumewu, yang selama ini telah memotori proses transformasi dan modernisasi perusahaan, sebagai Wakil Direktur Utama.

(ang/ang)

Hide Ads