Bhima mengatakan daya beli masyarakat pada puasa dan Lebaran tahun ini akan masih terdampak dari nilai dolar AS meskipun mengalami pelemahan. Hal itu dikarenakan beberapa kebutuhan pokok dipenuhi oleh impor.
"Efek domino dari mahalnya bahan baku plus jasa angkutan impor membuat inflasi merangkak naik," kata Bhima saat dihubungi detikFinance, Jakarta, selasa (29/5/2018).
Efek domino dari nilai tukar ini dikarenakan pendapatan masih dalam bentuk rupiah, namun biaya memenuhi kebutuhan harus menggunakan dolar. Sehingga, biaya operasionalnya pun menjadi lebih tinggi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ujungnya kalau ada kenaikan harga kebutuhan pokok, daya beli bisa menurun," jelas dia.
Selain itu, tingginya nilai dolar AS juga berpengaruh terhadap kenaikan biaya transportasi. Sebab, biaya minyak mentah masih tinggi belum lagi ditambah biaya impor.
"Besar kemungkinan harga BBM non subsidi termasuk Pertaliter akan terus dinaikkan, imbasnya bisa kemana-mana salah satunya ke kenaikan biaya transportasi," kata dia.