Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Suahasil Nazara menjelaskan kembali menguatnya dolar AS tersebut disebabkan oleh berbagai faktor.
"Kalau rupiah kan dia tergantung gerak dari supply dan demand. Global volatility membuat beberapa di internasional itu pergerakan dari portofolio internasional di pasar uang," kata Suahasil di DPR, Jakarta, Senin (2/7/2018).
Suahasil juga menjelaskan, saat ini suku bunga acuan AS juga masih lebih tinggi yakni 2%. Hal itu membuat pelaku pasar lebih memilih menaruh uangnya di sana. Terlebih kata dia, bank sentral AS atau The Fed bakal kembali menaikan suku bunga acuannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT