Usai rapat internal bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi), Sri Mulyani mengatakan biang kerok pelemahan nilai tukar dan perekonomian nasional adalah defisit transaksi berjalan dan defisit neraca perdagangan.
"Pemerintah masih tetap mengurangi sentimen yang berasal dari neraca pembayaran. Seperti diketahui, sebagai salah satu sumber sentimen dari perekonomian Indonesia adalah kondisi transaksi berjalan dan transaksi perdagangan atau neraca perdagangan," kata Sri Mulyani di Komplek Istana, Jakarta, Senin (3/9/2018).
Kondisi current account deficit (CAD) pada kuartal II sebesar 3,04% terhadap produk domestik bruto (PDB) atau nilainya US$ 8 miliar atau lebih tinggi dari periode kuartal I yang mencapai US$ 5,7 miliar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu, melakukan pengendalian kebutuhan devisa melalui program peninjauan kembali 900 komoditas impor yang seluruhnya barang konsumsi.
"Kami harapkan situasi seperti ini dimanfaatkan oleh industri dalam negeri yang bisa substitusi impor dan ini kami koordinasikan," jelas dia.