Pemerintah membuka peluang untuk membuat kebijakan baru guna mengantisipasi keberingasan nilai dolar Amerika Serikat (AS) yang terus menguat terhadap rupiah.
"Pemerintah akan terus menjaga fleksibilitas, dan bersikap untuk terus mau berubah dan mau terus memperbaiki formula kebijakan karena memang, kalau kondisi global terus bergerak kita harus juga merespon dan bahkan memperkuat perekonomian kita," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani di Gedung Dhanapala, Jakarta, Jumat (5/10/2018).
Dia menjelaskan, sentimen yang berasal dari global ini juga ujung-ujungnya akan mempengaruhi defisit neraca pembayaran nasional. Apalagi saat rupiah melemah terhadap dolar AS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita juga akan melihat semua aspek perekonomian kita apakah mereka mampu mengabsorb (menyerap) dan mengelola perubahan dinamika yang terjadi ini, baik itu dari sisi nilai tukar, capital flow dan kemudian dari masing-masing neraca di lembaga keuangan, di korporasi, di pemernitah sendiri APBN akan kita jaga dan dari sisi moneter dan sektor riil lainnya," jelas dia.
Tidak hanya itu, pemerintah juga harus memastikan bahwa kondisi perbankan nasional kuat dalam menghadapi dinamika ekonomi global. Serta memastikan bahwa seluruh BUMN bisa mengelola risiko global.