Berapa Untungnya Kalau Beli Surat Utang RI Berbunga 7,95%?

Berapa Untungnya Kalau Beli Surat Utang RI Berbunga 7,95%?

Fadhly Fauzi Rachman - detikFinance
Selasa, 02 Apr 2019 06:45 WIB
1.

Berapa Untungnya Kalau Beli Surat Utang RI Berbunga 7,95%?

Berapa Untungnya Kalau Beli Surat Utang RI Berbunga 7,95%?
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian Keuangan kembali menerbitkan saving bond ritel (SBR) seri SBR006 dengan tingkat kupon 7,95%.

Masa penawaran SBR006 ditetapkan sejak hari ini 1 April mulai pukul 09.00 WIB hingga 16 April 2019 pukul 10.00 WIB. Minimum pemesanan untuk SBR006 Rp 1 juta dan maksimalnya Rp 3 miliar. Pembayaran Kupon Pertama Kali 10 Juni 2019.

Tanggal penetapan penjualan pada 22 April 2019 dan tanggal settlement pada 24 April 2019. Untuk pembayaran kupon dilakukan setiap bulan di tanggal 10.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemenkeu juga telah menunjuk 14 agen penjual yang terdiri dari perbankan dan perusahaan sekuritas, yakni BCA, Bank Mandiri, BNI, Bank Permata, BRI, BTN, dan Maybank. Kemudian Tri Megah Sekuritas Indonesia, Danareksa Sekuritas, Bareksa Portal Investasi, Star Mertaco Capitale, Nusantara Sejahtera Investama, Investree Radhika Jaya, dan Mitrausaha Indonesia Grup.

Simak ulasannya.
Surat utang ini memiliki tingkat kupon 7,95%. SBR006 ini bisa dibeli dengan nominal mulai dari Rp 1 juta hingga Rp 3 miliar. Lantas berapa imbal hasil yang diperoleh bila investor membeli surat utang tersebut sebesar Rp 1 juta?

Pertama, perlu diketahui bunga tersebut berasal dari suku bunga acuan Bank Indonesia, BI 7 Day Reverse Repo Rate 6% ditambah spread tetap 195 bps atau 1,95%.

Artinya, jika investor membeli dengan nilai Rp 1 juta berhak mendapatkan imbalan paling sedikit 7,95% per tahun. Pembayarannya dibagi menjadi 12 bulan alias setiap bulan.

Dari penjelasan di atas maka investor bakal mendapatkan imbalan Rp 79.500 per tahun yang jika dibagi ke dalam 12 bulan adalah Rp 6.625. Itu belum dihitung potongan pajak.

Potongan pajaknya adalah 15%. Dengan demikian imbalan yang diterima Rp 6.625 per bulan setelah dipotong pajak 15% adalah Rp 5.632 dengan potongan pajak sebesar Rp 993.

Total imbal hasilnya tinggal dikalikan dengan jumlah bulan hingga masa jatuh tempo, yaitu 10 April 2021, dari tanggal pembayaran imbalan pertama pada Juni 2019, atau 23 bulan.

Jika imbalan Rp 5.632 tiap bulan dikalikan 23 bulan hasilnya adalah Rp 129.536. Itu lah imbalan keseluruhan yang diterima jika investor membeli surat utang tersebut Rp 1 juta.

Imbalan tersebut pun masih bisa naik jika suku bunga acuan BI yang sekarang 6% naik. Karena, jenis imbalan atau kupon ini adalah floating with floor.

Direktur Surat Utang Negara Kemenkeu Loto Srinaita Ginting menjelaskan pemesanan pembelian SBR006 dapat dilakukan secara online melalui sistem e-SBN yang disediakan 14 mitra distribusi terpilih. Mitra itu terdiri dari tujuh perbankan, dua perusahaan efek, tiga perusahaan efek khusus, dan dua perusahaan financial technology (fintech) pinjaman (lending).

"Bisa dengan akses internet, dan kita punya mitra distribusi. Yang membedakan SBR005 dengan SBR006, mitra distribusinya bertambah, dahulu 11, sekarang jadi 14," katanya di Jakarta, Senin (1/4/2019).

Loto mengatakan pemesanan SBR006 ini dapat dilakukan dengan empat tahap. Pertama registrasi, kedua pemesanan, ketiga pembayaran, dan terakhir konfirmasi.

"Pertama bapak ibu diminta registrasi secepatnya. Karena itu ada beberapa agen yang juga memerlukan waktu untuk registrasi, karena secara online ada semacam persyaratan. Kemudian membuka rekening dan dan membuat SID, Single Investor Identification," jelasnya.

Setelah itu investor melakukan pemesanan melalui online hingga mendapat verified order dengan mendapat kode pembayaran atau biling kode.

Baru kemudian investor dapat melakukan pembayaran melalui seluruh bank/pos persepsi dengan berbagai metode pembayaran, mulai dari teller, ATM, hingga mobile banking dengan batas waktu tiga jam. Setelah membayar investor mendapat Nomor Transaksi Penerimaan Negara (NTPN) dan notifikasi.

Terakhir, investor menerima bukti konfirmasi kepemilikan SBR via sistem elektronik ke dalam surat elektronik yang terdaftar.

"Jadi kami mengharapkan, apabila masih ada hal-hal yang kurang jelas, kami punya website, tapi sebenarnya yang paling dekat dengan bapak ibu adalah 14 mitra distribusi kami. Bapak ibu juga kami harapkan semacam prospektus atau memorandum. Sehingga bapak ibu juga bisa mengetahui tidak hanya keuntungan tapi juga resiko," tuturnya.


Generasi milenial semakin menyadari manfaat membeli surat utang pemerintah. Itu tercermin dari investor ritel yang membeli surat utang Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR005 yang pertama dirilis di 2019.

Direktur Surat Utang Negara Kementerian Keuangan Loto Srinaita Ginting mengatakan dari total volume pemesanan pembelian SBR005 sebesar Rp 4.006.031.000.000 atau sekitar Rp 4 triliun, penjualan SBR sudah menjangkau 16.966 investor.

Dalam hal ini, generasi milenial dengan rentang usia 19-39 tahun paling banyak membeli SBR005 dengan komposisi 50,61%.

"Berdasarkan generasi, yang terbesar ini untuk SBR005, itu dari sisi jumlah investor adalah generasi milenial, itu jumlah ya, mencapai 50,61%" kata Loto.

Selanjutnya, pembeli SBR005 paling banyak adalah Generasi X dengan rentang usia 40-54 tahun sebanyak 27,56%, baby boomers dengan usia 55-73 tahun 19,96%, tradisionalis dengan usia 74-91 tahun 1,80% dan generasi z di bawah 19 tahun 0,07%.

"Kemudian generasi tradisionalis, atau sepuh 74 sampai 91 tahun itu 1,8%. Dan terakhir adalah generasi z yang usianya di bawah 19 tahun 0,07%. Itu dari jumlah investornya sekitar 16.966 investor di SBR005," jelasnya.

Jumlah investor ritel terbesar adalah yang melakukan pemesanan pada rentang Rp 1-100 juta sebanyak 67,15%. Berdasarkan kelompok profesi, investor terbesar adalah pegawai swasta 37,59%, wiraswasta dan PNS/TNI/Polri masing-masing 18,85% dan 10,40%.

Adapun berdasarkan volume pemesanan, wiraswasta adalah yang terbesar mencapai 7,75% disusul oleh pegawai swasta dan ibu rumah tangga sebesar 25,89% dan 13,32%.

Secara persentase berdasarkan wilayah, nominal pemesanan SBR005 terbesar adalah Indonesia bagian barat selain DKI Jakarta yang mencapai 45,34%, sedangkan DKI Jakarta mencapai 44,15% dan wilayah Indonesia tengah dan timur sebesar 10,51%.


Hide Ads