"Saya kira penyebab penguatan rupiah hari ini adalah kebijakan BI kemarin, sementara untuk faktor global tidak ada isu negatif terhadap rupiah," kata Piter saat dihubungi detikFinance, Jumat (21/6/2019).
Piter mengungkapkan, kebijakan penurunan giro wajib minimum 50 basis poin (bps) diapresiasi positif oleh pasar.
"Pasar mengapresiasi positif pilihan kebijakan BI, menahan suku bunga sementara untuk melonggarkan likuiditas dengan menurunkan GWM," jelas dia.
Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang terjadi pagi ini terjadi akibat derasnya aliran modal asing yang masuk ke Indonesia.
"Alhamdulillah nilai tukar stabil dan kuat, kemarin ditutup di level Rp 14.180, hari ini sempat di bawah Rp 14.100 meski sekarang sudah sedikit di atas Rp 14.100," kata Perry di Gedung BI, Jakarta, Jumat (21/6/2019).
Dia menjelaskan pasar saat ini sudah menilai persepsi perekonomian Indonesia mulai membaik.
"Selain itu juga karena langkah BI untuk melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS," imbuh dia.
Berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini dolar AS tercatat Rp 14.116, menguat dibandingkan periode hari sebelumnya Rp 14.236.
Kemudian berdasarkan data Reuters dolar AS tercatat Rp 14.125, tertinggi mencapai Rp 14.140 dan terendah Rp 14.085.