Sebagai simulai, misalnya investor membeli SBR007 Rp 10.000.000. Dengan kupon 7,5% maka uang dari kupon yang didapat dalam satu tahun adalah Rp 750.000.
Kemudian angka itu dibagi 12, maka uang dari hasil kupon yang diterima setiap bulan adalah Rp 62.500. Kemudian dipotong pajak 15% dari kupon per bulan sebesar Rp 9.375. Maka kupon bersih yang diterima setiap bulannya adalah Rp 53.125.
Masa SBR007 adalah 2 tahun dengan tanggal jatuh tempo pada 10 Juli 2021. Jika dikalikan 24 bulan maka jumlah kupon yang diterima Rp 1,27 juta. Total uang yang diterima nantinya bersamaan dengan uang pembelian adalah Rp 11,27 juta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kuponnya akan mengacu pada suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI 7 days reverse repo rate. Penghitungan kuponnya adalah suku bunga acuan BI ditambah spread tetap 1,5%.
Untuk tingkat kupon periode 3 bulan pertama (Juli-Oktober 2019) suku bunga acuan yang berlaku diambil di level 6%. Itu artinya kupon yang diberikan 7,5%. Level 7,5% juga menjadi batasan kupon minimal.
Itu artinya meskipun BI menurunkan suku bunga acuannya, kupon SBR007 tetap di 7,5%. Namun jika BI menaikan suku bunga acuan kupon SBR007 akan ikut naik.
SBR007 ini ditetapkan tanggal jatuh temponya pada 10 Juli 2021. Meski tak bisa dicairkan hingga jatuh tempo itu, pemerintah memberikan masa early redemption yang jatuh pada 10 Agustus 2020. Namun maksimal yang bisa dicairkan adalah 50%. (das/ang)
Simak Video "Video: Kala Sri Mulyani Ungkap Surat Utang Negara Laku Keras di Tengah IHSG Anjlok"
[Gambas:Video 20detik]