Investasi Mulai Rp 1 Juta, Surat Utang 'Antiasing' Diserbu Milenial

Investasi Mulai Rp 1 Juta, Surat Utang 'Antiasing' Diserbu Milenial

Vadhia Lidyana - detikFinance
Rabu, 29 Jan 2020 13:05 WIB
Illustrasi Rupiah dan Dollar
Ilustrasi/Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Generasi milenial menaruh minat besar terhadap instrumen investasi Surat Utang Negara (SUN) ritel berbasis online (e-SBN). Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Luky Alfirman mengungkapkan di tahun 2019 sekitar 52% pembeli dari SBR yang diterbitkan pemerintah datang dari generasi milenial.

"Alhamdulillah sepanjang 2019 kemarin itu generasi milenial mendominasi sebagai pembeli SBN ritel kita. Bahkan jumlahnya mencapai 51-52%. Generasi milenial diharapkan berlanjut tahun ini," kata Luky di Urban Garage, Jakarta, Rabu (29/1/2020).

Produk investasi ini diterbitkan khusus untuk masyarakat Indonesia dan tidak ditawarkan ke investor asing. "Kami lihat kesuksesan tahun lalu sesuai tujuan kita memperluas basis investor domestik. Khususnya menarik generasi milenial," katanya

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Menurutnya, dengan kemudahan yang diberikan, baik itu mengakses agen penjualnya atau mitra distribusi (midis), maupun cara membelinya, jadi faktor yang mendorong investor dari generasi milenial.

"Jadi ini memang sangat mengutamakan kemudahan. Praktis. Dengan gadget bisa. Dengan online semua difasilitasi," imbuh dia.

Selain itu, milenial juga bisa berinvestasi mulai dari Rp 1 juta, dan maksimal Rp 3 miliar. Bunga atau kupon yang diberikan pun lebih besar dari deposito. Adapun besaran kuponnya mengacu pada suku bunga Bank Indonesia (BI) yaitu 5%, dengan spread 1,3%. Sehingga kupon atau bunga yang diterima setiap bulannya sebesar 6,3%.

Tingkat keamanan pun jadi faktor milenial memborong SBR ini. Menurutnya, dengan investasi yang diterbitkan pemerintah ini, ia menjamin pencairan pada waktu jatuh temponya tak terganggu.

"Lihat fiturnya, aman. Ini dijamin oleh pemerintah. Nggak pernah default atau gagal bayar. Hasilnya pun sangat menarik. Ratenya 6,3%, tapi kita bilangnya floating rate. Acuannya suku bunga BI. Kalau BI rate-nya turun, kita nggak akan turun, ada floor-nya (batas bawah). Kalau BI rate-nya naik otomatis imbas hasil kita 6,3% akan naik juga. Jadi sudah aman, investasinya menarik, sangat praktis, dan mudah," papar Luky.



Lalu, bagaimana cara membeli SBR009?

Caranya dengan membuka website masing-masing mitra distribusi, kemudian lakukan registrasi secara online. Investor melakukan registrasi melalui sistem online Midis. Bagi investor baru perlu membuat Single Investor Identification (SID) dan rekening surat berharga via sistem pemesanan online.

Setelah pendaftaran, lakukan pemesanan melalui sistem elektronik Midis. Tentunya setelah membaca ketentuan dalam memorandum informasi.

Setelah orderan terverifikasi, investor akan mendapatkan kode pembayaran (billing code) via sistem elektronik Midis atau email kepada investor. Billing code digunakan untuk penyetoran dana sesuai pemesanan.

Setelah itu lakukan pembayaran yang melalui seluruh Bank/Pos Persepsi dengan berbagai saluran pembayaran seperti teller, ATM, internet banking dan mobile banking. Batasan waktu pembayaran maksimal 3 jam sejak pemesanan dinyatakan terverifikasi.


Kemudian calon investor memperoleh NTPN (Nomor Transaksi Penerimaan Negara) dan notifikasi completed order via sistem elektronik Midis dan email yang terdaftar. Setelah itu baru diterima bukti kepemilikan SBR via sistem elektronik Midis dan email yang terdaftar.

Berikut daftar mitra distribusi SBR009:

Bank Umum
PT Bank Central Asia Tbk (BCA), PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), PT Bank Permata Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN), PT Bank Maybank Indonesia Tbk, PT Bank CIMB Niaga Tbk, PT Bank OCBC NISP Tbk, PT Bank Panin Tbk, PT Bank DBS Indonesia, PT Bank HSBC Indonesia, PT Bank UOB Indonesia, PT Bank Commonwealth, PT Bank Danamon Indonesia.

Perusahaan Efek
PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk, PT Danareksa Sekuritas, PT Bahana Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, PT Bareksa Portal Investasi, PT Star Mercato Captile (Tanamduit), PT Nusantara Sejahtera Investama (Invisee).

Fintech Peer-to-Peer Lending
PT Investree Radhika Jaka (Investree) dan PT Mitrausaha Indonesia Grup (Modalku).


Hide Ads