Jakarta -
Di balik sederet klien PT Jouska Finansial Indonesia (Jouska ID) yang merasa dirugikan, ada saham PT Sentral Mitra Informatika Tbk (LUCK). Rata-rata nilai investasinya turun drastis karena nyangkut di saham tersebut.
Kasus Jouska ID ini muncul setelah banyak kliennya yang merasa dirugikan. Mereka menitipkan uangnya untuk dikelola oleh Jouska IDdi pasar modal.
Menariknya, kebanyakan dari klien yang teriak di Twitter memiliki kasus yang sama. Mereka semua rugi dari investasi pembelian saham LUCK.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, mereka semua juga membeli saham LUCK melalui sekuritas yang sama yakni PT Phillip Sekuritas. Ternyata memang Jouska selalu mengarahkan kliennya untuk membuka Rekening Dana Nasabah di sekuritas yang berkode broker KK itu dengan aplikasi trading bernama POEMS.
Menariknya lagi, pihak Jouska ID disebut memiliki akses untuk transaksi di akun kliennya. Beberapa dari kliennya juga mengaku sudah meminta Jouska menjual saham LUCK tapi tak ditanggapi.
Saham LUCK sendiri pertama kali dicatatkan pada 28 November 2018 dengan harga penawaran Rp 285 per lembar. Saham ini memang sempat menguat tinggi hingga Rp 2.000-an, tapi sekarang nilai saham menyusut drastis tinggal Rp 300-an per lembar saham dan terus menurun.
Dari pergerakan sahamnya sejak IPO hingga saat ini terendus ada peran bandar di dalamnya. Baca di halaman berikutnya>>>
Founder Komunitas Wiguna Investment, Fransiskus Wiguna pada 24 Juli 2020 kemarin mengunggah konten video di akun Youtube-nya berjudul 'Modal 174.000 Lot, Bandar #LUCK Untung Besar'. Dalam video berdurasi 35 menit itu Fransiskus menjelaskan tentang adanya indikasi permainan bandar dalam pergerakan saham LUCK.
Kepada detikcom, Fransiskus kembali menjelaskan hal itu dengan analogi cerita Monkey Business. Jouska berperan sebagai kepala desa, kliennya adalah warga dan pengusaha adalah bandar yang menjual monyet alias saham LUCK.
"Dalam cerita Monkey Business tersebut si pengusaha yang sudah punya semua supply monyet bilang bahwa dia akan pergi keluar desa dan menjual semua monyetnya di harga 100, dan ketika si pengusaha tersebut kembali dia akan buyback monyetnya seharga 350," terangnya kepada detikcom, Senin (27/7/2020).
Dalam kasus ini, menurut Fransiskus, sang bandar berhasil merayu para warga untuk membeli monyet tersebut. Akhirnya para warga berbondong-bondong dipimpin kepala desanya membeli monyet-monyet tersebut dengan harapan dapat keuntungan setelah pengusaha itu kembali.
Cerita itu diperkuat dengan cerita Fransiskus dalam akun Youtube-nya. Phillip Sekuritas memang menjadi penjamin pelaksana emisi efek (lead underwriter) saat saham LUCK IPO. Broker ini memegang 131,5 juta lembar senilai Rp 37,47 miliar saham LUCK dari total 154,6 juta lembar saham yang dilepas senilai Rp 44 miliar.
"Hal ini diperkuat dalam statement salah satu klien J di Youtube berkata 'saham LUCK ini sudah ada standby buyer yang akan membeli nilai saham per lembarnya Rp 1.700-2.000' dan cerita salah satu klien J di Twitter yang bilang kalo J melarang untuk jual sahamnya walau sudah untung, bisa jadi pelarangan ini terjadi karena J sudah dijanjikan oleh sang pengusaha/bandar untuk nanti harga sahamnya akan ke harga sekian dan baru di harga tersebut klien J boleh pada jualan," ujarnya.
Dalam videonya, Fransiskus menjelaskan ada pola yang aneh dalam transaksi dan pergerakan saham LUCK. Sejak periode perdagangan pasca IPO hanya broker Phillip Sekuritas yang aktif jual dan beli LUCK.
Fransiskus menguliti perjalanan saham LUCK dari IPO, kemudian meroket naik hingga level Rp 2.000-an sampai periode kejatuhan, broker Phillip Sekuritas yang paling aktif bertransaksi.
"Kalau dari broker summary sendiri memang yang mayoritas beliin barang IPO di pasar reguler sampai habis adalah nasabah Sekuritas Philip dan kebetulan underwriternya. Apakah itu semua klien J? Bisa iya, bisa tidak. Karena kita nggak punya data yang valid. Data valid cuma bisa didapatkan kalau semua klien J kumpul dan rekap mereka pegang berapa. Yang pasti sekuritas KK sendiri mencatatkan pembelian bersih saham LUCK di market reguler dari IPO sampai sesi I 27 Juli ini sebesar Rp 32,5 miliar," terangnya.
Anehnya lagi, ketika dilihat data transaksi dari awal IPO sampai 24 Juli 2020 total saham yang ditransaksikan net 17,4 juta lembar saham bisa mendapat nilai transaksi Rp 57 miliar. Data itu berasal dari seluruh broker, namun mayoritas di broker Phillip Sekuritas yakni 17,1 juta lembar.
Padahal dari data IPO saham LUCK yang beredar mencapai 154,6 juta lembar dengan nilai hanya Rp 44 miliar.
Simak Video "Video: Cakupan Penerima Makan Gratis Setelah 6 Bulan Diluncurkan "
[Gambas:Video 20detik]