Founder Komunitas Wiguna Investment, Fransiskus Wiguna pada 24 Juli 2020 kemarin mengunggah konten video di akun Youtube-nya berjudul 'Modal 174.000 Lot, Bandar #LUCK Untung Besar'. Dalam video berdurasi 35 menit itu Fransiskus menjelaskan tentang adanya indikasi permainan bandar dalam pergerakan saham LUCK.
Kepada detikcom, Fransiskus kembali menjelaskan hal itu dengan analogi cerita Monkey Business. Jouska berperan sebagai kepala desa, kliennya adalah warga dan pengusaha adalah bandar yang menjual monyet alias saham LUCK.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dalam cerita Monkey Business tersebut si pengusaha yang sudah punya semua supply monyet bilang bahwa dia akan pergi keluar desa dan menjual semua monyetnya di harga 100, dan ketika si pengusaha tersebut kembali dia akan buyback monyetnya seharga 350," terangnya kepada detikcom, Senin (27/7/2020).
Dalam kasus ini, menurut Fransiskus, sang bandar berhasil merayu para warga untuk membeli monyet tersebut. Akhirnya para warga berbondong-bondong dipimpin kepala desanya membeli monyet-monyet tersebut dengan harapan dapat keuntungan setelah pengusaha itu kembali.
Cerita itu diperkuat dengan cerita Fransiskus dalam akun Youtube-nya. Phillip Sekuritas memang menjadi penjamin pelaksana emisi efek (lead underwriter) saat saham LUCK IPO. Broker ini memegang 131,5 juta lembar senilai Rp 37,47 miliar saham LUCK dari total 154,6 juta lembar saham yang dilepas senilai Rp 44 miliar.
"Hal ini diperkuat dalam statement salah satu klien J di Youtube berkata 'saham LUCK ini sudah ada standby buyer yang akan membeli nilai saham per lembarnya Rp 1.700-2.000' dan cerita salah satu klien J di Twitter yang bilang kalo J melarang untuk jual sahamnya walau sudah untung, bisa jadi pelarangan ini terjadi karena J sudah dijanjikan oleh sang pengusaha/bandar untuk nanti harga sahamnya akan ke harga sekian dan baru di harga tersebut klien J boleh pada jualan," ujarnya.
Simak Video "Video Microsoft PHK Besar-besaran di Saat Perusahaan Genjot Investasi AI"
[Gambas:Video 20detik]