PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) melakukan pemangkasan capital expenditure (capex) atau belanja modal di tahun 2020. PJAA memangkas capex dari yang dianggarkan Rp 758 miliar menjadi hanya Rp 178 miliar.
Pemangkasan hingga Rp 580 miliar itu harus dilakukan akibat lini bisnis utamanya yakni Taman Impian Jaya Ancol harus tutup selama 3 bulan sejak 14 Maret-19 Juni 2020.
"Untuk capex sebelum pandemi COVID-19 kita anggarkan sebesar Rp 758 miliar. Namun dengan posisi Maret kita lockdown, tutup operasi sampai Juni kita baru buka kembali, 20 Juni, jadi efektif bulan Juni hanya 10 hari kita buka, maka kita melakukan revisi atas pengeluaran capex menjadi Rp 178 miliar," kata Direktur Keuangan PJAA Hari Sundjojo dalam paparan publik yang digelar secara virtual, Senin (24/8/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan, capex tahun ini hanya akan difokuskan untuk penyelesaian proyek symphony of the sea atau taman pantai.
"Ini fokusnya memang kepada taman pantai symphony of the sea. Kemudian berapa yang sudah kita keluarkan? Sampai Juni sudah keluar Rp 110 miliar. Sampai Juni dan seterusnya masih kita gunakan dana internal, atau pinjaman bank dan bond juga," terang Hari.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PJAA Teuku Sahir Syahali mengatakan, lini bisnis utamanya itu memang masih mengalami tekanan meski sudah dibuka kembali.
"Untuk lini bisnis 2020 yang tetap utama adalah masih rekreasi yaitu ticketing baik Dufan, pantai, Seaworld, Samudera, dan sebagainya tetap menjadi backbone kita di 2020 ini walaupun setelah buka kita masih suffering, pengunjungnya masih 10%," jelas Teuku.
Baca juga: Gara-gara Corona, Ancol Rugi Rp 146 Miliar |
Saat ini, Taman Impian Jaya Ancol memang masih menerapkan pembatasan pengunjung hanya untuk warga domisili DKI Jakarta, dan anak di bawah 9 tahun dilarang masuk. Ia berharap, jika pembatasan sudah bisa direlaksasi, pengunjung Ancol bisa meningkat.
"Jadi harapannya ketika pembatasan sudah direlaksasi akan baik pengunjungnya," pungkasnya.
(zlf/zlf)