Tips Lengkap Main Saham, Ini yang Harus Dipahami

Tips Lengkap Main Saham, Ini yang Harus Dipahami

Vadhia Lidyana - detikFinance
Minggu, 17 Jan 2021 09:37 WIB
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 5% ke level 4.891. Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangan saham siang ini.
Foto: Agung Pambudhy

3. Step by Step Membeli Saham

Pertama, pilihlah perusahaan sekuritas. detikers perlu memilih perusahaan sekuritas untuk nantinya mengakses pendaftaran rekening dana nasabah (RDN) dan juga melakukan transaksi jual-beli saham.

"Nomor satu cari perusahaan sekuritas yang kredibel. Sampai sekarang ini cukup banyak perusahaan sekuritas, cari yang teman-teman mungkin punya kawan, cari tahu dulu perusahaan sekuritasnya. Apakah dia punya divisi riset? Research is the most important right now. Kenapa? mereka menyajikan loh valuasi tanpa kita mesti tahu laporan keuangan," kata Nico.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cara memilih perusahaan sekuritas terbaik juga bisa dengan memastikan apakah proses pengisian saldo RDN dan menarik dana dari RDN melalui perusahaan tersebut mudah atau sulit.

Apabila detikers sudah menentukan perusahaan sekuritas yang tepat, maka langkah selanjutnya adalah membuka RDN atau juga yang biasa disebut Rekening Dana Investor (RDI).

ADVERTISEMENT

Untuk mulai berinvestasi di pasar saham, detikers harus memiliki RDN tersebut yang bisa didaftarkan melalui perusahaan sekuritas yang sudah terdaftar di OJK. Dihubungi secara terpisah. Kini, pendaftaran RDN pun bisa dilakukan secara online melalui aplikasi yang disediakan oleh perusahaan sekuritas.

Calon investor harus menyiapkan KTP, NPWP (jika ada), dan buku tabungan untuk membuka RDN.

Setelah membuka RDN, maka detikers harus mengisi saldo. Untuk mengisi saldo RDN bisa dilakukan dengan transfer dari rekening bank yang dimiliki.

Kemudian, detikers bisa memilih saham yang akan dimiliki dengan mengetik kode saham pada aplikasi perusahaan sekuritas yang digunakan.

Nantinya, detikers bisa membeli saham dengan melakukan penawaran. Susy menjelaskan, harga sebuah saham di pasar modal terbentuk dari harga penawaran dan permintaan yang ada.

"Investasi saham di pasar modal menggunakan prinsip seperti pasar tradisional yang kita kenal dalam kehidupan sehari-hari. Artinya, harga saham yang berlaku di pasar modal terbentuk dari harga penawaran dan permintaan yang ada," urai Susy.

Mekanisme tawar-menawar itulah yang membuat harga saham bisa naik ataupun turun. "Baik transaksi saham di pasar primer, sekunder maupun nego, semuanya merupakan hasil 'tawar-menawar' antara pelaku pasar, baik yang ingin membeli saham atau menjual saham tersebut. Itulah sebabnya harga saham dapat mengalami kenaikan maupun penurunan," jelas dia.

Kemudian, Hans Kwee mengatakan, jika detikers sudah menentukan saham yang akan dibeli, maka bisa membeli saham pada harga terakhir (last price) yang tertera di aplikasi perusahaan sekuritas yang digunakan.

Namun, jika detikers mau membelinya dengan harga yang lebih murah, maka detikers bisa menawar (bid), dan menunggu antrean apakah tawaran itu diterima oleh orang lain yang mau menjual sahamnya (offer).

"Tapi kalau saya menawar terlalu di bawah, kemungkinan nggak dikasih. Kalau saya berani ambil di atas, langsung bisa," papar Hans.

Untuk tawar menawar sebuah saham dikembalikan lagi pada kemampuan masing-masing investor. Nico Demus mengatakan, jika seorang investor optimistis harga saham sebuah perusahaan akan naik, maka bisa langsung membeli saham pada harga terakhir, sehingga tak perlu melakukan penawaran.

"Balik lagi, kalau dia yakin harga sahamnya naik, kita ambil dari last price. Tapi misalnya nggak terburu-buru, lebih baik beli di harga yang lebih rendah lagi," ujar Nico.

Apabila sudah melalui semua tahap di atas, maka otomatis saham yang dibeli akan masuk dalam portofolio detikers. Selanjutnya, detikers tinggal menunggu waktu yang tepat untuk menarik keuntungan (taking profit).


(zlf/zlf)

Hide Ads