Di Balik Nyali Besar Reddit Army Hantam Bandar Saham GameStop

Di Balik Nyali Besar Reddit Army Hantam Bandar Saham GameStop

Vadhia Lidyana - detikFinance
Senin, 01 Feb 2021 11:02 WIB
Heboh Saham GameStop: Perang Tanding David Lawan Goliath di Lantai Bursa Wall Street
Foto: DW (News)
Jakarta -

Investor ritel yang tergabung dalam forum WallStreetBets Reddit pantang mundur menghantam rencana bandar besar dan perusahaan yang menjual saham GameStop.

Investor di WallStreetBets yang tergolong kalangan muda itu masih terus melanjutkan aksi membeli saham GameStop demi menutup celah para bandar besar untuk melakukan short selling.

Para investor tersebut terus melakukan pembelian saham di ritel-ritel, salah satunya aplikasi Robinhood. Hal ini dilihat sebagai aksi yang membutuhkan nyali besar, karena lawan para investor ritel itu adalah bandar-bandar besar yang beberapa kali berhasil menunggangi Wall Street.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di balik aksi itu, analis melihat adanya rasa kebosanan dan ketidakpuasan dari para investor ritel apabila hanya memiliki saham di indeks S&P 500 dan Nasdaq 100. Semangat para investor ritel membeli saham GameStop untuk melawan para bandar menunjukkan isyarat 'saya belum mati'.

Mereka memilih menghasilkan uang dari saham-saham seperti GameStop (GME), AMC (AMC), dan BlackBerry (BB) ketimbang hanya mengambil keuntungan dari saham-saham teknologi blue chip besar yang mendominasi indeks-indeks utama di Wall Street.

ADVERTISEMENT

Hampir semua orang di AS telah mengantongi sebagian kecil saham Apple (AAPL), Microsoft (MSFT), Amazon (AMZN), pemilik Google (GOOGL) Alphabet, Facebook (FB), dan Tesla (TSLA) melalui dana yang dikelola secara pasif. Perusahaan-perusahaan ini menjadi lebih besar karena lebih banyak uang membanjiri dana yang diperdagangkan di bursa pasif atau exchange traded funds (ETFs).

Simak juga video 'Saran Perencana Keuangan Aidil Akbar Jika Rugi Investasi Saham':

[Gambas:Video 20detik]



Berlanjut ke halaman berikutnya.

Namun ternyata, bursa AS tak hanya berputar di saham-saham tersebut. Masih banyak investor ritel yang punya waktu luang, dan memilih membeli saham-saham yang tidak 'mainstream'.

"Sebagian dari ini adalah fenomena COVID-19. Orang-orang lebih banyak di rumah, sehingga pengeluaran lebih sedikit, akhirnya mereka memiliki tabungan lebih banyak, dan juga waktu luang. Di sisi lain, mereka dengan mudah mengakses Robinhood. Mereka ini bisa saja menggunakan uangnya untuk membeli saham-saham di indeks S&P 500, tetapi membosankan. Jadi orang-orang memilih menjadi trader harian," kata Founding Partner Liquid Stock Greg Martin dilansir CNN, Senin (1/2/2021)."

Analis lain melihat nyali besar para investor di WallStreetBets itu bukanlah hal yang buruk, di mana investor individual rela mengeluarkan uang mereka.

Ia melihat, para bandar besar seperti Vanguard dan BlackRock sudah terlalu lama mempengaruhi Wall Street dengan aksi-aksi terencananya.

"Ada kegembiraan tentang demokratisasi investasi," kata Chief Investment Officer SharesPost 100 Fund Christian Munafo.

Akan tetapi, Finance Professor dari George Mason University's School of Business Derek Horstmeyer menilai, para investor WallStreetbets telah memainkan permainan yang sangat berbahaya dengan menantang para bandar besar. Ia bahkan memprediksi, aksi para investor tersebut tak berakhir baik.

"Senang sekali kami melihat orang-orang secara aktif berpartisipasi di pasar. Saya hanya berharap mereka tidak mengambil risiko sebanyak ini," tandas dia.


Hide Ads