5 Hal Wajib Kamu Tahu soal Saham Bukalapak yang Lagi Hype

5 Hal Wajib Kamu Tahu soal Saham Bukalapak yang Lagi Hype

Trio Hamdani - detikFinance
Senin, 09 Agu 2021 20:00 WIB
Ilustrasi Bukalapak
Ilustrasi/Foto: detikINET/Anggoro Suryo Jati
Jakarta -

Harga saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) langsung menyentuh auto rejection atas (ARA) dua hari berturut-turut saat pembukaan perdagangan, yakni pada Jumat (6/8) dan Senin (9/8).

Ini merupakan hari kedua saham Bukalapak diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) setelah mencatatkan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) Bukalapak Jumat lalu.

Berikut beberapa hal yang perlu diketahui seputar saham Bukalapak yang terbang tinggi:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Naik 25% Saat Pembukaan

Pada pembukaan perdagangan hari ini langsung menyentuh auto rejection atas dengan naik 25%. Mengutip data perdagangan, pada pukul 09.00 WIB, saham Bukalapak diperdagangkan di Rp 1.325 per lembar atau naik Rp 265 dari harga penutupan Jumat lalu di Rp 1.060.

Total saham Bukalapak yang telah diperdagangkan sebanyak 37,86 juta unit, dengan nilai transaksi mencapai Rp 50,17 miliar. Nilai kapitalisasi pasar Bukalapak naik Rp 27,31 triliun menjadi Rp 136,56 triliun dari Jumat lalu di Rp 109,25 triliun.

ADVERTISEMENT

2. Ada Faktor Hype dan Euforia

Pengamat pasar saham MNC Asset Management, Edwin Sebayang melihat kenaikan harga saham Bukalapak yang fantastis karena sedang hype dan euforia.

"Iya kalau kita lihat kan karena sedang hype, sedang euforia," kata dia kepada detikcom.

Dihubungi terpisah, pengamat pasar modal Riska Afriani melihat hype yang terjadi pada saham Bukalapak di awal-awal perdagangan setelah IPO merupakan hal wajar.

"Jadi hype-nya ini saya lihat di awal-awal merupakan hal yang wajar karena dia (Bukalapak) unicorn. Terus juga nilainya juga besar, mulai dari nilai IPO-nya, terus juga di hari pertama (harga sahamnya) naik ya, masih ada potensi kenaikan berikutnya sampai dengan mungkin biasanya di kisaran 1 minggu itu masih menguat," tuturnya.

3. Masih Bisa Terbang ke Rp 1.800

Menurut Riska, untuk jangka pendek saham Bukalapak bisa menyentuh level Rp 1.500 per saham.

"Nah saya lihat ini masih ada potensi Bukalapak ke Rp 1.500 melihat perdagangan 2 hari ini ya dari hari Jumat, hari Senin ini orang masih memburu saham Bukalapak saya melihatnya. Untuk jangka pendek tapi ya. Kalau untuk jangka panjang beda lagi nanti kita akan bahasnya lebih ke fundamentalnya sendiri gimana," katanya.

Sementara Edwin Sebayang memperkirakan saham Bukalapak bisa tembus ke Rp 1.800 per lembar.

"Saya rasa sih ini Bukalapak ini minimal akan menuju ke harga Rp 1.600 kalau menurut saya. Tapi bukan mustahil menurut saya sih bisa ke level Rp 1.800-an kalau menurut saya," sebutnya.

4. Hati-hati Harga Turun

Untuk jangka panjang, Riska mengatakan investor perlu memperhatikan nilai wajar dari saham e-commerce tersebut, misalnya terjadi Unusual Market Activity (UMA), yakni aktifitas perdagangan atau pergerakan harga suatu efek yang tidak biasa pada suatu kurun waktu tertentu.

"Nah, biasanya market di saat itu sudah mulai pergerakannya sudah mulai mendatar, sudah mulai tenang lagi, jadi nggak seagresif saat ini. Jadi biasanya agresif itu di awal-awal hal yang wajar untuk saham IPO terutama saham IPO yang pertama di marketnya ya, unicorn itu dia pertama, Bukalapak," paparnya.

Analis Panin Sekuritas William Hartanto menyebut ketika investor jenuh untuk melakukan aksi beli maka harga saham Bukalapak akan jatuh.

"Ketika sudah jenuh beli, maka harga saham bisa dipastikan akan menurun karena pembeli saham yang sudah punya di harga bawah akan profit taking, sekaligus mengembalikan likuiditas. Nah ini yang perlu diperhatikan," sebutnya.

5. Persaingan Bukalapak di E-commerce

Mengutip data iPrice, Tokopedia masih menjadi jawara e-commerce dengan total pengunjung bulanan sebanyak 135.076.700 pengguna. Menyusul Tokopedia ada Shopee dengan meraup 127.400.000 pengunjung bulanan.

Bukalapak ada di urutan ketiga dengan jumlah kunjungan bulanan sebanyak 34.170.000 pengguna. Menyusul Bukalapak ada Lazada dan Blibli dengan masing-masing kunjungan bulanannya sebanyak 30.516.700 dan 19.590.000 pengguna.

Dilihat dari jumlah pengikut di media sosial, Bukalapak juga kalah dari rivalnya. Unicorn teknologi itu berada di peringkat 5 terbanyak untuk jumlah pengikut di Twitter, peringkat 6 di Instagram, dan peringkat 8 di Facebook. detikcom tidak menyimpulkan jumlah pengikut di media sosial mempengaruhi atau tidak kinerja sebuah e-commerce.

Jumlah karyawan Bukalapak pun cukup ramping dibandingkan Shopee, Tokopedia dan Lazada, yakni berjumlah 2.371 orang.


Hide Ads