Right Issue Jumbo BRI Bisa Datangkan Cuan? Ini Kata Analis

Right Issue Jumbo BRI Bisa Datangkan Cuan? Ini Kata Analis

Alfi Kholisdinuka - detikFinance
Selasa, 07 Sep 2021 16:04 WIB
Gedung Pusat Bank BRI
Foto: Ari Saputra
Jakarta -

Analis pasar modal sekaligus ekonom dari LBP Institute Lucky Bayu Purnomo menilai rencana penambahan modal PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) melalui hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue akan membawa sentimen positif ke kinerja sahamnya.

Dia memproyeksikan saham BBRI ke depan pasca rights issue dan terbentuknya holding secara resmi, akan kembali menembus harga di kisaran Rp 4.800 dalam jangka pendek. Hal ini dipicu faktor fundamental perseroan yang kuat dan kondisi ekonomi Indonesia saat ini.

"Jadi right issue BRI pada prinsipnya memberikan sentimen yang positif terhadap kinerja harga sahamnya dengan beberapa pertimbangan. Pertama, proses right issue ini dilakukan ketika hasil capaian Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada kuartal II di tahun 2021 ada di angka 7,07%," ujarnya belum lama ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal ini dinilainya cukup baik karena kuartal sebelumnya ekonomi Indonesia terkontraksi di angka -0,74%. Artinya right issue ini ada dalam kondisi ekonomi sedang mengalami refersal atau perbaikan arah dari kontraksi dan saat ini menjadi angka positif sehingga akan memicu pertumbuhan.

Kedua, pergerakan harga saham BBRI yang saat ini cenderung sideways di angka Rp 3.800-3.900 dinilainya masih dalam tahap wajar dan bersifat minor. Hal ini juga membuat saham BBRI relatif murah.

ADVERTISEMENT

"Artinya right issue ini pada prinsipnya memberikan sentimen positif, nah apabila nanti koreksi terjadi, koreksi itu akan bersifat minor, karena ini sudah dekat dengan angka terendah dengan angka kinerja BRI," jelasnya.

Ketiga, sebuah perusahaan yang berencana untuk melakukan right issue atau penerbitan saham kembali dengan kondisi yang seperti ini dapat dimaknai perusahaan tersebut memiliki potensi yang baik di masa yang akan datang.

"Dengan kinerja fundamental di masa yang akan datang karena jumlah saham yang beredar akan jauh lebih banyak dan itu akan menambah likuiditas dan kinerja fundamental perusahaan untuk lebih solid," jelasnya.

Saham BRI Berpotensi Melonjak. Langsung klik halaman berikutnya.

Senada Head of Equity Trading MNC Sekuritas Frankie Wijoyo Prasetyo mengatakan investor akan lebih tertarik menyerap saham baru BBRI karena dananya bakal digunakan untuk pembentukan holding yang mengoptimalkan kinerja ketiga perusahaan negara tersebut.

Dia pun menilai harga pelaksanaan rights issue Rp3.400 sudah sangat menarik, yang mana harga saham BBRI saat ini tak terpaut jauh dan masih cenderung sideways di level Rp3.800-Rp3.900. "Imbas dari penerbitan saham baru yang berkapitalisasi jumbo tersebut untuk jangka pendek target price bisa di level Rp 4.500," katanya dikutip dari CNBC Indonesia.

Selain itu, investor memiliki optimisme terhadap kinerja fundamental BRI yang bertumbuh dan kuat di tengah tantangan ekonomi karena pandemi COVID-19. Di pasar segmen UMKM termasuk UMi, Pegadaian dan PNM pun akan saling melengkapi dan memperkokoh kinerja dengan BRI.

Informasi saja, BRI telah memulai Penambahan Modal Dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) dengan harga pelaksanaan Rp 3.400 per saham dengan rasio 100:23. BRI menawarkan sebanyak-banyaknya 28.21 miliar saham baru seri B dengan nilai nominal Rp 50 setiap saham.

Right issue BRI saat ini telah memasuki tanggal terakhir perdagangan saham dengan HMETD (Cum Date) di pasar reguler dan Pasar Negosiasi 7 September 2021. Artinya, ini merupakan kesempatan terakhir bagi investor untuk mengikuti right issue BRI sebelum menebus di Rp 3.400 per saham.


Hide Ads