Di hari pertama melantai di pasar modal atau IPO, saham perusahaan distribusi gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) milik Tommy Soeharto yaitu PT GTS Internasional Tbk (GTSI) langsung anjlok hingga menyentuh batas auto rejection bawah (ARB).
Analis CSA Research Institute Reza Priyambada menilai, penurunan harga saham yang terjadi pada GTSI tersebut hanya bagian dari dinamika pasar, meskipun hal itu jarang terjadi di hari pertama perusahaan IPO.
"Kalau soal harga saham yang turun, saya melihat bagian dari dinamika pasar di mana hari ini banyak terjadi aksi jual, sehingga saham GTSI pun ikut terkena imbasnya. Sebenarnya kalau dibilang normal, ya jarang juga sih kejadian seperti itu. Pas kebetulan aja marketnya kurang oke jadinya kena imbas," kata Reza kepada detikcom, Rabu (8/9/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, jika dilihat dari kegiatan usahanya, GTSI ini bergerak di bidang usaha Floating Storage Regasification Unit (FSRU) di Indonesia yang memiliki layanan terintegrasi. GTSI juga bergerak di bidang distribusi gas alam dan buatan, transportasi laut dalam negeri dan luar negeri untuk barang khusus dan aktivitas perusahaan holding.
Menurutnya, dengan adanya kebutuhan akan pengolahan gas dan distribusinya maka kebutuhan akan kapal untuk kegiatan FSRU akan semakin meningkat.
"Mereka ini kan termasuk penyedia kapal ya, shipping & logistic. Nanti yang bisa diperhatikan ke depannya ialah sustainability kontraknya untuk menjamin kinerja ke depannya," ujarnya.
Apakah saham perusahaan Tommy Soeharto ini layak dikoleksi? klik halaman berikutnya.