Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun tajam pada perdagangan saham hari ini. IHSG ditutup ke level 6.561, melorot 137 poin atau sebanyak 2,06%.
Kepala Riset Praus Capital Alfred Nainggolan mengatakan, inflasi Amerika Serikat (AS) menjadi sentimen yang sangat berpengaruh pada pelemahan IHSG ini. Inflasi ini akan berhubungan rencana kenaikan suku bunga AS.
"Ya. Inflasi sekarang jadi sangat sensitif karena kondisi persiapan kenaikan suku bunga di tahun depan (pasca tappering)," katanya kepada detikcom, Jumat (26/11/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kondisi serupa juga terjadi pada bursa Asia. Menurutnya, pelaku pasar mengantisipasi bursa AS.
"Ya seluruh bursa regional Asia dan koreksi pasar saham Asia mengantisipasi koreksi dalam bursa US nanti malam," katanya.
Dia bilang, anjloknya IHSG ini belum berpengaruh terhadap perekonomian secara umum. IHSG sendiri, kata dia, masih mencatat pertumbuhan dari awal tahun.
"Belum lah, posisi IHSG saat ini ytd-nya masih +9,74%. Asing tadi hanya net sell Rp 199 miliar. Untuk transaksi bursa Rp 16,4 triliun dan koreksi -2% masih kecil jadi belum terlihat concern fundamental dari penurunan hari ini," terangnya.
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Sukarno Alatas mengatakan, penurunan IHSG yang terjadi hari ini karena pelaku pasar khawatir munculnya varian baru virus Corona yang lebih kuat. Penurunan IHSG sendiri sejalan dengan bursa Asia.
"Penurunan IHSG hari ini pasar khawatir akan virus varian baru yang bisa lebih kuat. Mayoritas bursa Asia juga turun signifikan hari ini," katanya.
Baca juga: IHSG Terjun Bebas, Saatnya Jual atau Tahan? |