Harga saham global dan imbal hasil surat utang Amerika Serikat (AS) merosot pada Kamis. Namun ini tak berlaku pada harga dolar AS, emas dan harga minyak yang terus melambung tinggi akibat penyerangan Rusia ke beberapa kota di Ukraina.
Dikutip dari Reuters disebutkan, jika Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengerahkan pasukan militer khusus ke Ibu Kota Ukraina.
Kondisi ini membuat pasar panik sehingga menyebabkan harga saham merosot. Misalnya Euro Stoxx 50 dan DAX turun lebih dari 3,5% sementara itu untuk FTSE turun 2%.
Indeks S&P 500 turun 2,3% dan Nasdaq turun 2,8% ini menjadikan indeks tersebut berada dalam kondisi bearish.
Sementara itu di Asia indeks MSCI turun lebih dari 3,2% ke level terendah sejak Oktober 2020. Lalu saham Australia merosot hingga 3% dan saham unggulan di China turun 2%, serta Nikkei turun 2,1%.
Kepala Riset Pepperstone Chris Weston mengungkapkan pasar selalu memantau perkembangan konflik ini.
"Tidak ada yang mau mengambil risiko, banyak yang ingin menjual, ini menimbulkan pukulan keras untuk pasar," jelas dia.
Tak cuma saham, harga minyak Brent naik lebih dari 3,5% hingga menembus US$ 100 per barel pada Kamis. Ini merupakan yang pertama kalinya sejak September 2014.
Kemudian West Texas Intermediate melonjak 4,6% menjadi US$ 96,22 per barel dan merupakan level tertinggi sejak Agustus 2014.
Baca juga: Rusia Serang Ukraina, Harga Emas Melambung! |
(kil/das)