Alphabet melaporkan pendapatan yang lebih lemah dari perkiraan pada kuartal pertama tahun 2022. Meski banyak sektor pendapatan yang tumbuh, namun tak mencapai ekspektasi.
Dilansir dari CNBC, Rabu (27/4/2022), pendapatan perusahaan mencapai US$ 68,01 miliar atau sekitar Rp 972 triliun (kurs Rp 14.300). Tumbuh 23% dari periode yang sama tahun lalu.
Namun, pertumbuhan itu lebih lambat dibandingkan dengan kuartal pertama 2021 ketika ekonomi mulai dibuka dari pandemi. Di kuartal pertama 2021 pendapatan induk Google ini tumbuh 34%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pendapatan ini pun sedikit lebih rendah dengan prediksi Refinitiv. Google dkk diharapkan dapat mendulang pendapatan hingga US$ 68,11 miliar pada kuartal pertama tahun ini.
Perusahaan melaporkan total pendapatan iklan mencapai US$ 54,66 miliar atau sekitar Rp 781 triliun untuk kuartal pertama 2022. Jumlah itu naik dari US$ 44,68 miliar dari tahun sebelumnya.
Hanya saja, pendapatan iklan YouTube untuk kuartal ini jauh dari ekspektasi analis. Pendapatan iklan YouTube ekspektasinya bisa mencapai US$ 7,51 miliar menurut StreetAccount, namun yang bisa diraih hanya US$ 6,8 miliar atau sekitar Rp 97 triliun saja.
Meski begitu, bisnis Google Cloud nampak sangat menonjol di kuartal pertama ini. Bisnis itu tumbuh 44% dan mengalahkan perkiraan analis. Pendapatan Google Cloud mencapai US$ 5,82 miliar atau sekitar Rp 83 triliun, melampaui ekspektasi yang hanya sebesar $5,76 miliar menurut StreetAccount.
Semakin banyak perusahaan besar mengalihkan beban kerja mereka dari pusat data mereka sendiri. Maka dari itu, Google Cloud memiliki kinerja pendapatan moncer kuartal pertama ini. Tapi, divisi cloud itu masih merugi. Masih ada kerugian operasional sebesar US$ 931 juta per kuartal pertama 2022.
Lanjut di halaman berikutnya.
Simak Video "Video: Setelah Hampir Satu Dekade, Google Perbarui Logo Ikonik 'G'"
[Gambas:Video 20detik]