Menurut Nafan, investasi Telkom di GOTO secara tidak langsung turut menggerakkan ekonomi nasional melalui pelaku usaha yang menjadi mitra dalam ekosistem GOTO. Dalam dua tahun terakhir, kontribusi GOTO terhadap perekonomian nasional hampir 2% dari PDB. "Masuknya Telkom di GOTO secara tidak langsung ikut mengembangkan UMKM atau para mitra yang ada di ekosistem tersebut. Dan itu peran yang seharusnya dijalankan oleh BUMN seperti Telkom," katanya.
Nafan melihat, kinerja GOTO terus mengalami perbaikan berdasarkan laporan keuangan pada Kuartal I 2022. Hal itu turut berdampak pada kenaikan harga saham GOTO. Namun menurutnya, pergerakan harga saham tidak selalu bertumpu pada kinerja perusahaan, ada juga faktor eksternal.
Contohnya pada pekan ini pelaku pasar modal tengah menunggu hasil keputusan suku bunga acuan The Fed. "Pelaku pasar tengah bersiap dengan adanya turbulensi market yang dapat membuat nilai tukar rupiah dan harga saham emiten di bursa terkoreksi," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tetapi investor jangka panjang tentu akan melihat pada kinerja dan aksi korporasi yang dilakukan oleh para emiten bursa sehingga dapat menyakinkan pasar. "Jadi investor pasti akan kembali lagi melihat prospek daripada emiten itu sendiri," ujarnya.
Oleh karena itu, para analis menilai, politisasi investasi Telkomsel di GOTO justru akan membuat para BUMN khawatir untuk berinvestasi di startup asli Indonesia. Akibatnya, investor asing akan lebih leluasa untuk berinvestasi dan mengambil keuntungan dari ekosistem para startup tersebut.
"Manajemen Telkom semestinya memang harus memberikan penjelasan kepada publik maupun DPR terkait tujuan investasi di GOTO. Mereka harus terbuka supaya publik bisa memahami dengan jelas keputusan investasi Telkom di GOTO ini memiliki tujuan bisnis yang saling menguntungkan, termasuk bagi ekonomi nasional," sahut Kiswoyo.
Simak Video "Video: Grab dan Danantara Buka Suara soal Isu Investasi ke GOTO"
[Gambas:Video 20detik]
(kil/das)