PT Lippo Cikarang Tbk mencatatkan pendapatan Rp 765 miliar pada semester I 2022. Angka tersebut naik 16,9% secara YoY dari Rp 655 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Berdasarkan data laporan keuangan Lippo Cikarang, pendapatan neto perusahaan setelah ditambah beban pajak Rp 15 miliar dan beban pokok pendapatan Rp 382 miliar, laba kotor perusahaan menjadi Rp 367 miliar.
Lalu, setelah dikurangi beban usaha Rp 128 miliar, penghasilan lainnya Rp 15 miliar, dan beban lainnya Rp 5 miliar, maka laba usaha Lippo Cikarang jadi Rp 248 miliar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Laba yang telah dikurangi beban keuangan Rp 23 miliar, dan ditambah laba investasi Rp 1 miliar menghasilkan laba sebelum pajak Rp 225 miliar. Sedangkan jika dikurangi pajak Rp 3 miliar, maka laba periode berjalan Lippo Cikarang pada semester I 2022 adalah Rp 222 miliar.
Sementara itu, laba komprehensif periode berjalan LPCK sebesar Rp 221,7 miliar.
Peningkatan Lippo Cikarang berasal dari pendapatan hunian rumah tapak sebesar Rp 394 miliar, dua kali lipat dari pencapaian di semester I 2021 yang hanya sebesar Rp 189 miliar.
Perseroan juga membukukan peningkatan hasil pra penjualan sebesar Rp 641 miliar di semester I tahun ini yang sejalan dengan target Perseroan tahun 2022 sebesar Rp 1,45 triliun.
Sementara itu, pendapatan dari hunian rumah tapak dan apartemen mencapai Rp 466 miliar yang berkontribusi 60,9% dari total pendapatan Perseroan. Sedangkan pendapatan dari penjualan kawasan industri mencapai Rp 83 miliar, berkontribusi 10,9% dari total pendapatan.
Dikutip dari pernyataan tertulisnya, Rabu (10/8/2022), laba kotor Lippo Cikarang periode tersebut meningkat 29,8% menjadi Rp 383 miliar dari Rp 295 miliar. Laba kotor dari hunian rumah tapak dan apartemen meningkat 37,7% menjadi Rp 221 miliar. Selanjutnya marjin laba kotor telah meningkat dari 45% tahun lalu menjadi 50% di semester I 2022.
Lalu, EBITDA Perusahaan yang dilaporkan untuk semester I 2022 sebesar Rp 266 miliar, meningkat 52% YoY dari Rp 175 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Hal ini sejalan dengan peningkatan pendapatan dan laba kotor serta penurunan beban operasional sebesar 5,1% YoY menjadi Rp 129 miliar.
Disebutkan, Pra Penjualan hingga Juni 2022 telah mencapai 44% dari target FY22 Perseroan sebesar Rp 1,45 triliun, meskipun aktivitas bisnis pada kuartal kedua tahun ini lebih lambat, karena libur lebaran yang panjang dan dilanjutkan dengan libur sekolah.
Produk hunian rumah tapak Lippo Cikarang menargetkan para pemilik rumah pertama, Waterfront Estates, memimpin total penjualan dengan kontribusi Rp 361 miliar dan 348 unit terjual selama periode tersebut. Sedangkan penjualan tanah di kawasan industri juga menunjukkan kemajuan yang baik dengan pencapaian pra penjualan sebesar Rp 149 miliar.
"Kami memiliki kemajuan yang baik dalam hal kinerja keuangan dan pencapaian Pra Penjualan di paruh pertama tahun 2022. Kami berharap di paruh kedua kami dapat terus membangun momentum ini untuk mencapai target 2022 kami," ungkap CEO PT Lippo Cikarang Tbk, Rudi Halim.
Disebutkan, Lippo Cikarang meluncurkan beberapa klaster di hunian rumah tapak Waterfront Estates selama dua tahun terakhir sejak Maret 2020, terdiri dari rumah modern di lokasi strategis di Cikarang.
Tegasnya, Waterfront Estates menjawab kebutuhan keluarga muda milenial dengan menawarkan rumah terjangkau dan desain modern berkelas. Lalu, Riverside Estate, 'Cluster' Waterfront Estates pertama yang terdiri dari 255 unit, mulai diserahterimakan kepada pemilik unit pada akhir April 2021.
Sementara Silvercreek Estate, 'Cluster' Waterfront Estates kedua yang terdiri dari 199 unit, mulai diserahterimakan kepada pemilik di akhir Agustus 2021. Travertine Estate, 'Cluster' ketiga Waterfront Estates yang terdiri dari 446 unit, mulai diserahterimakan kepada pemilik unit pada akhir Maret 2022. Jadwal serah terima yang tepat waktu menunjukan komitmen Lippo Cikarang kepada para pembeli rumah.
"Dengan berfokus pada peluang untuk pertumbuhan di masa depan, sangat menarik untuk melihat infrastruktur yang akan dibangun di koridor timur Jakarta. Komitmen pemerintah terhadap koridor timur ditunjukkan dengan beberapa proyek pembangunan infrastruktur yang telah berjalan antara lain LRT (Light Rapid Transit) Cawang - Bekasi Timur dengan pengerjaan mencapai 76,9%, Kereta Cepat Jakarta - Bandung yang ditargetkan beroperasi dalam beberapa tahun ke depan, dan Tol Elevated Jakarta - Cikampek yang telah selesai pada 2019," ujar Rudy.
Rudy menambahkan, masih ada proyek pembangunan Pelabuhan Laut Dalam Patimban yang masih terus dikerjakan dan Bandara Kertajati sudah beroperasi sejak 2018.
(zlf/zlf)