Nilai tukar pound sterling melemah terhadap berbagai mata uang dunia termasuk rupiah. Sentimen utamanya karena pasar khawatir dengan kondisi stabilitas keuangan Inggris yang sedang menghadapi krisis biaya hidup.
Dikutip dari Reuters, Selasa (27/9/2022), nilai tukar pound sterling terus jatuh sejak sepekan ini. Nilai tukar pound sterling yang sempat menyentuh Rp 16.902, kemarin ditutup di level Rp 16.167.
Sampai pukul 18.30 WIB, pound sterling berada di level Rp 16.340. Posisi ini merupakan titik terendah sejak 2016 di mana saat itu nilainya Rp 15.774.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Padahal tahun lalu pound sterling masih menyentuh level hampir Rp 20.000 tepatnya Rp 19.619. Melemahnya nilai pound sterling tidak hanya terhadap rupiah, tetapi juga dengan dolar Amerika Serikat (AS). Dilansir CNN, pound sterling merosot 5% menjadi US$ 1,03.
Mantan Kanselir Inggris Tory Lord Ken Clarke mengungkapkan jika kebijakan yang ditempuh pemerintah Inggris membuat pound sterling merosot ke level terendah.
Melemahnya pound sterling sejalan dengan indikator ekonomi di Inggris yang melemah. Tak hanya itu, euro juga tercatat mencapai level terendah selama 20 tahun terakhir.
Baca juga: Inggris Krisis, Pound Sterling Meringis |
Kepala ekonom di ACY Securities, Clifford Bennet menyebut jika perang Rusia dan Ukraina kembali eskalasi maka akan ada penurunan lebih tajam untuk euro dan pound sterling. Yuan China juga turun 0,5% atau mencapai level terendah selama 28 bulan terakhir.
"Orang tidak boleh meremehkan krisis yang terjadi di seluruh Eropa. Saat ini euro dan pound sterling lebih rentan dibanding mata uang lainnya," jelas dia.
(aid/dna)