Jurus Selamatkan Garuda Direstui Pemegang Saham, Ini Rinciannya

Jurus Selamatkan Garuda Direstui Pemegang Saham, Ini Rinciannya

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Minggu, 16 Okt 2022 07:31 WIB
Maskapai Garuda Indonesia
Foto: Syanti/detikcom
Jakarta -

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mendapatkan restu dari pemegang saham untuk aksi korporasi Perseroan penambahan modal usaha. Hal ini diputuskan dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang merupakan lanjutan dari rangkaian agenda RUPSLB yang sebelumnya sudah digelar pada Agustus 2022.

Salah satunya melalui penambahan modal dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD), dengan menerbitkan sebanyak-banyaknya 68.072.851.377 saham (PMHMETD).

Aksi korporasi ini untuk konversi utang Garuda kepada kreditur sehubungan dengan Putusan Homologasi Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, melalui penerbitan sebanyak-banyaknya 22.970.514.286 saham melalui penambahan modal tanpa memberikan HMETD.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Total utang yang akan dikonversi adalah maksimal Rp 4,2 triliun menjadi saham, mengacu pada ketentuan POJK 14/2019 (PMTHMETD, dan bersama-sama dengan PMHMETD Penambahan Modal).

Kemudian RUPSLB lanjutan tersebut menyetujui pengeluaran saham seri C yang memiliki hak-hak atas saham sama dengan klasifikasi saham seri B dengan nilai nominal saham serendah-rendahnya Rp 182 per saham.

ADVERTISEMENT

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra memaparkan, persetujuan yang telah diberikan pemegang saham melalui gelaran RUPSLB Lanjutan menjadi milestone penting dalam upaya perseroan untuk terus mengakselerasikan misi transformasi kinerja yang salah satunya kami perkuat melalui langkah restrukturisasi maupun berbagai kebijakan strategis penyehatan kinerja usaha secara jangka panjang.

Dia menjelaskan RUPS ini mempertegas komitmen perseroan terhadap realisasi rencana perdamaian yang sebelumnya telah mendapatkan persetujuan dari mayoritas kreditur melalui putusan hasil homologasi PKPU pada bulan Juli 2022 lalu.

"Sehingga kami berharap hasil putusan RUPSLB Lanjutan ini, akan dapat mengakselerasikan proses transformasi kinerja utamanya melalui restrukturisasi yang diharapkan dapat rampung pada akhir tahun 2022 ini dan tahun depan diproyeksikan akan menjadi momentum penting bagi perusahaan mewujudkan misi dalam menjadi entitas bisnis yang lebih sehat, kompetitif, dan profitable," ujar Irfan, dalam keterangan tertulis Jumat (14/10/2022).

Pemanfaatan modal usaha di halaman berikutnya. Langsung klik

Dia mengungkapkan perseroan akan mengoptimalkan penambahan modal kerja ini setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi, utamanya untuk kebutuhan maintenance dan restorasi armada serta turut mencakup bahan bakar, biaya sewa pesawat hingga biaya penunjang lainnya. "Hal ini diharapkan mampu memperkuat outlook kinerja usaha Perseroan jelang transisi masa endemi mendatang," ujar dia.

Irfan mengungkapkan komposisi Penambahan Modal tersebut nantinya termasuk rencana penyertaan modal negara (PMN) untuk Perseroan yang sebelumnya telah dialokasikan sebesar Rp 7,5 triliun oleh Pemerintah dalam Cadangan Pembiayaan Investasi sebagaimana akan ditetapkan kembali dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2022.

Dalam proses pemulihan ini Garuda juga berupaya menurunkan lease rate, optimalisasi jumlah dan tipe pesawat, penerapan power by hour hingga akhir tahun 2022, optimalisasi jaringan penerbangan, dan optimalisasi peningkatan pendapatan kargo dan ancillary.

Menurut Irfan setelah melewati tahun-tahun yang cukup menantang untuk keluar dari tekanan pandemi COVID-19 selama kurun waktu dua tahun terakhir, tahun 2022 Garuda Indonesia mulai menunjukkan performa kinerja positif . Khususnya pada saat proses PKPU telah selesai dilaksanakan yang tercermin dari pencatatan laba bersih sebesar US$ 3,76 miliar.

Pendapatan tersebut selain dikontribusikan oleh pendapatan usaha yang meningkat hingga 26,1% dibarengi dengan penyusutan beban usaha 11,71%, dan hasil restrukturisasi keuangan melalui juga dicatatkan pada laba buku perusahaan.

Sementara itu, tingkat permintaan penumpang jelang kuartal IV berkisar di angka 84% dari total ketersediaan kursi di periode akhir tahun yaitu sedikitnya 2,7 juta kursi.

Irfan menambahkan kinerja operasional Garuda Indonesia yang menunjukkan peningkatan pertumbuhan yang positif diharapkan dapat terakomodir secara maksimal terutama jelang periode peak season libur natal dan tahun baru mendatang, khususnya melalui ketersediaan armada yang beroperasi melalui akselerasi program restorasi armada yang tengah berlangsung.

"Kami percaya, transformasi merupakan sebuah keniscayaan yang akan terus kami akselerasikan secara berkesinambungan di tengah tantangan fundamental kondisi pandemi, yakni "ketidakpastian", yang menuntut sikap adaptif dan resilient dalam mengawal dinamika tantangan industri penerbangan yang masih dibayangi turbulensi, juga dalam menjaga kepercayaan masyarakat terhadap Garuda Indonesia sebagai national flag carrier," jelas Irfan.


Hide Ads