PT Global Digital Niaga Tbk atau Blibli masuk Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 7 November 2022 dengan mekanisme penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO). Blibli mengincar dana segar Rp 8,17 triliun.
Padahal berdasarkan prospektus, neraca keuangan Blibli masih rugi Rp 2,5 triliun pada periode tahun berjalan di Juni 2022. Kerugian perusahaan e-commerce milik Grup Djarum tersebut juga membengkak jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu yakni Rp 1,57 triliun.
Lantas apa yang membuat Blibli berani IPO? Manajemen optimis kinerja keuangan perseroan akan membaik di masa depan. Pasalnya saat ini Blibli, Tiket.com, dan Ranch Market menyatukan ekosistemnya dengan membentuk Blibli Tiket.
"Dari 3 ini digabung menjalankan omnichannel dengan sinergi yang tinggi, itu kita lihat akan jadi perusahaan teknologi besar di indonesia yang akan berkelanjutan dan berlaba positif dalam waktu singkat," kata CEO PT Global Tiket Network (Tiket.com) George Hendrata dalam konferensi pers di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta Pusat, Selasa (18/10/2022).
Potensi bisnis e-commerce, perjalanan dan gaya hidup (travel dan lifestyle), serta ritel kebutuhan sehari-hari (grocery retail) disebut sangat besar. Survey Euromonitor dan Frost & Sullivan mengungkapkan potensinya tembus US$ 436 miliar atau setara Rp 6.746 triliun (kurs Rp 15.474).
George menyebut bisnis serupa di luar negeri sudah membuktikan berhasil mencatat kinerja dan antusiasme investor yang positif.
"Perusahaan lain pun yang sejenis di luar sudah IPO karena besar dan berkelanjutan. Siklusnya itu siklus positif karena pelanggan dari mana pun juga mau dari platform Blibli, Tiket.com maupun Ranch," tuturnya.
(aid/hns)