Wah! 3 Sekuritas Ini Rekomendasikan 'Buy' dan 'Hold' Saham GOTO

Wah! 3 Sekuritas Ini Rekomendasikan 'Buy' dan 'Hold' Saham GOTO

Erika Dyah - detikFinance
Senin, 28 Nov 2022 10:50 WIB
GoTo
Foto: Dok. GoTo
Jakarta -

Sebanyak tiga perusahaan sekuritas memberikan rekomendasi beli (buy) atau tahan (hold) untuk saham emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO). Rekomendasi ini terungkap dalam riset terbaru yang dirilis pada November 2022 ini setelah GOTO melaporkan kinerja keuangan kuartal III-2022 (Q3).

Kinerja keuangan dan bisnis GoTo di Q3 yang melampaui target dan ekspektasi para analis membuat tiga perusahaan sekuritas ini pun memberikan proyeksi positif terhadap masa depan bisnis GoTo dan prospek saham induk Gojek, Tokopedia, dan GoTo Financial itu dalam jangka panjang.

GoTo dinilai akan mencapai margin kontribusi positif di Q4-2023 dan membukukan EBITDA positif di 12-18 bulan setelahnya. Margin kontribusi adalah rasio nilai dari profitabilitas dari masing-masing produk yang ada di perusahaan GoTo, sebelum dikurangi oleh biaya headquarter atau operational expenses.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan alasan ini, dua perusahaan sekuritas asing yakni CGS-CIMB Securities dan UOB Kay Hian menyematkan rekomendasi hold saham GOTO. UOB bahkan mengubah rekomendasinya dari jual (sell) ke tahan atau hold. Sementara itu, Mandiri Sekuritas (Mansek) merekomendasikan beli untuk saham GOTO.

Beberapa hal yang membuat para sekuritas memberikan pandangan yang positif terhadap masa depan GOTO antara lain, Pertama, pendapatan GOTO Q3-2022 melesat 216,6% secara tahunan (yoy) dan 140% secara kuartalan (qoq), sedangkan biaya promosi ke customer berkurang 57% yoy dan 63% qoq. Hal ini menunjukkan tren ke arah yang benar untuk mencapai profitabilitas dan menunjukkan konsumen tetap menggunakan layanan GOTO walau promo dikurangi.

ADVERTISEMENT

"Kami menyematkan rekomendasi beli saham GOTO dengan target harga Rp 415/saham. Menurut kami, hasil kinerja kuartal III sangat menunjukkan eksekusi GOTO yang sangat cepat dalam mencapai target waktu menuju profit," ujar dua analis Mansek yakni Adrian Joezer dan Ryan Aristo dalam riset 22 November 2022, dikutip Senin (28/11/2022).

Kedua, margin kontribusi GoTo juga terus membaik di semua lini. Baik di layanan on-demand (Gojek), ecommerce (Tokopedia), maupun fintech (GoTo Financial). Hal ini disebabkan oleh efisiensi biaya operasi dan promosi, serta margin kontribusi juga terus membaik. Disebutkan, perusahaan mampu mencatat penghematan biaya struktural pada akhir kuartal II-2022 sebesar Rp 800 miliar.

Bahkan, margin kontribusi segmen on-demand telah mencapai positif di September 2022, lebih cepat dari perkiraan. Dengan efisiensi jumlah karyawan yang baru diumumkan, para analis merasa bahwa itu akan berdampak baik di laporan kinerja keuangan selanjutnya.

"GOTO akan memulai inisiatif penghematan biaya. Perusahaan berharap bisa menghasilkan margin kontribusi yang positif di Q4-2023, dan membukukan EBITDA positif 12-18 bulan setelah itu, didorong pertumbuhan pendapatan, kenaikan take rate [komisi], dan manajemen biaya operasional [operating expense/opex]," tulis analis UOB Kay Hian, Stevanus Juanda dalam riset yang dipublikasikan 23 November lalu.

"Adapun rugi bersih setelah pajak memang bertambah 26% yoy, tapi hikmah positifnya adalah pendapatan GoTo melesat 217%, dan ini menunjukkan tren positif menuju profitabilitas pada akhirnya," sambungnya.

Meski demikian, para analis menggarisbawahi perdagangan saham di akhir November yang akan menjadi tantangan bagi gerak saham GOTO. Pasalnya, faktor berakhirnya masa penguncian saham (lock-up) di tengah tantangan pengetatan moneter global.

"Saat ini memulai inisiatif penghematan biaya sehingga bisa mulai berdampak pada bottom line [laba bersih], dan tidak hanya di top line (pendapatan]," sebut Stevanus.

Klik halaman selanjutnya: Target Harga >>>

Target Harga

Dalam risetnya, dua analis CGS-CIMB, Ryan Winipta dan Baruna Arkasatyo, mempertahankan rekomendasi hold dengan target harga Rp 204/saham.

"Kami mempertahankan hold kami di GoTo dengan target harga yang tidak berubah Rp 204/saham, menyiratkan penjualan secara tahunan atau FY24F 7,7x EV/penjualan bersih," tulis keduanya dalam riset 18 November.

Namun, Ryan dan Baruna juga menyadari adanya risiko penurunan harga saham GoTo seiring dengan berakhirnya periode lock-up per 30 November, sama seperti analisis Mansek. Hanya saja ada juga risiko kenaikan yang didorong kebijakan bank sentral AS, The Fed, yang bersikap hawkish.

Menurutnya, hal ini memungkinkan adanya valuasi ulang terhadap saham-saham perusahaan teknologi. Adapun Hawkish adalah kebijakan The Fed ketika mendukung kenaikan suku bunga untuk memerangi tingkat inflasi.

Sementara itu, dalam conference call dengan para analis media pada Senin (21/11), manajemen GoTo pun melaporkan rugi EBITDA yang disesuaikan sebesar Rp 3,7 triliun. Turun 11% dari periode yang sama tahun sebelumnya dan turun 10% dari kuartal II-2022 yakni Rp 4,1 triliun. Dengan demikian, GoTo mencetak perbaikan rugi EBITDA yang disesuaikan dalam tiga kuartal beruntun.

Nilai transaksi bruto atau GTV meningkat di tengah langkah perusahaan mengurangi insentif dan faktor makroekonomi. Total GTV GoTo di kuartal III naik 33% mencapai Rp 161 triliun dari periode yang sama tahun lalu dan melampaui target yang ditetapkan antara Rp 151 triliun hingga Rp 156 triliun.

Pendapatan bruto Q3-2022 juga naik 30% dari periode yang sama tahun lalu mencapai Rp 5,9 triliun, mencapai batas atas pedoman yang ditetapkan antara Rp 5,7 triliun hingga Rp 6,0 triliun.

Total, selama 9 bulan di tahun ini, GTV GoTo mencapai Rp 451,47 triliun dari periode yang sama tahun tahun lalu Rp 324,94 triliu (proforma), naik 38,94%. Sedangkan pendapatan kotor juga naik 42,01% menjadi Rp 16,63 triliun dari sebelumnya Rp 11,71 triliun (proforma).


Hide Ads