Besok Public Expose, GoTo Fokus ke Inovasi-Efisiensi demi Kejar Profit

Besok Public Expose, GoTo Fokus ke Inovasi-Efisiensi demi Kejar Profit

Yudistira Imandiar - detikFinance
Rabu, 07 Des 2022 15:30 WIB
Logo GoTo
Foto: Shutterstock
Jakarta -

Manajemen PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) membeberkan sejumlah inovasi dan strategi bisnis serta langkah efisiensi. GoTo berupaya mempercepat jalan perusahaan menuju profit seiring dengan kinerja kuartal III-2022 yang di atas ekspektasi analis.

Strategi ini disampaikan induk Gojek, Tokopedia, dan GoTo Financial (GTF) ini kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui dokumen, sebagai penjelasan kepada investor publik dalam rangka gelaran Paparan Publik Insidentil (Incidental Public Expose) yang akan digelar Kamis (8/12) di Jakarta, pukul 14.00-15.30 WIB.

Manajemen GoTo menjelaskan perusahaan mencatatkan pertumbuhan bisnis yang berkualitas melalui inovasi produk dan fokus pada konsumen setia. Selain itu, perseroan juga mendorong efisiensi secara menyeluruh untuk operasional bisnis yang lebih optimal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"GoTo terus melanjutkan rasionalisasi insentif dan lebih efisien dalam pemasaran produk. Upaya efisiensi yang telah dan terus dilakukan melalui 130 inisiatif optimalisasi beban lintas fungsi," tulis manajemen GoTo dalam dokumen yang dikutip dari BEI, Rabu (7/12/2022).

Secara kinerja bisnis 3 bulan hingga September 2022 (Q3-2022), nilai transaksi bruto (gross transaction value/GTV) GoTo naik 33% menjadi Rp 161 triliun dari periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy), dengan pendapatan bruto juga naik 30% menjadi Rp 5,9 triliun.

ADVERTISEMENT

Total selama 9 bulan tahun ini, GTV GoTo menembus Rp 451,47 triliun dari periode yang sama tahun tahun lalu Rp 324,94 triliu (proforma atau naik 38,94%. Adapun pendapatan kotor juga naik 42,01% menjadi Rp 16,63 triliun dari sebelumnya Rp 11,71 triliun (proforma).

Tiga lini utama bisnis GoTo yakni Gojek, Tokopedia, dan GTF juga membukukan kinerja positif di Q3-2022. Layanan on-demand via Gojek mencatatkan GTV sebesar Rp 15,7 triliun naik 24% yoy, sementara pendapatan bruto Gojek Rp 3,5 triliun, naik 31% yoy. Nilai GTV dari layanan e-commerce lewat Tokopedia naik 15% yoy menjadi Rp 69,9 triliun, dan pendapatan bruto juga tumbuh 27% yoy menjadi Rp 2,2 triliun.

Sementara itu, GTV dari lini teknologi keuangan atau financial technology (fintech) melalui GTF (termasuk di dalamnya Gopay) mencapai Rp 97,1 triliun, melesat 78% yoy, dan pendapatan bruto nik 48% yoy menjadi Rp 400 miliar.

Secara umum pertumbuhan bisnis fintech ini sudah diestimasi oleh sejumlah analis, salah satunya riset PT Macquarie Sekuritas Indonesia di September lalu. Sekuritas asal Australia ini memproyeksikan lini bisnis fintech melalui GTF akan bertumbuh seiring dengan tingginya frekuensi penggunaan dan penetrasi layanan beli sekarang bayar nanti alias buy now pay later (BNPL).

"Kami mengharapkan pertumbuhan yang kuat untuk lini bisnis fintech, mengingat frekuensi penggunaan dan penetrasi BNPL yang lebih tinggi," kata Ari Jahja dan Akshay Sugandi, analis Macquarie, dalam risetnya.

Bersambung ke halaman selanjutnya. Langsung klik

Lihat juga Video: Badai Resesi Picu PHK Massal, Begini Tanggapan Warga

[Gambas:Video 20detik]



Di samping itu, dalam dokumen PE Insidentil tersebut, manajemen GoTo mengungkapkan beberapa inovasi produk dan layanan di tahun ini yang akan mendorong bisnis perusahaan lebih bertumbuh lagi.

Beberapa di antaranya yakni Gopay Coins, poin penghargaan loyalitas bagi konsumen dalam ekosistem Grup GoTo, yang bisa dimanfaatkan untuk lintas layanan dalam ekosistem. Sebanyak 21% konsumen sudah pernah menerima Gopay Coins. Berikutnya ada GoPaylater Cicil, layanan pembayaran dengan sistem cicil di platform Tokopedia yang sudah tersedia untuk 4 juta whitelist. Selanjutnya ada GoTransit, hasil kerja sama dengan Kereta Commuter Indonesia (KCI), anak usaha PT KAI (Persero).

"Layanan pembelian tiket kereta Commuter Line langsung lewat aplikasi Gojek ini mampu berkontribusi ke seluruh penjualan tiket digital KCI (per September 2022) mencapai 74%," tulis dokumen GoTo.

Selain itu, ada Plus by Goto, paket berlangganan dengan banyak manfaat untuk konsumen Tokopedia. Jumlah konsumen berlangganan saat ini di atas 50.000, dan satu lagi yakni GoFood Hemat, layanan pesan antar makanan secara agregat dalam radius 2 km yang lebih hemat.

Dalam riset publikasi 23 November, analis UOB Kay Hian Stevanus Juanda mengungkapkan GoTo juga aktif memulai inisiatif menghemat biaya. Strategi efisiensi ini diharapkan dapat mendorong perusahaan mencapai margin kontribusi positif di Q4-2023 dan membukukan EBITDA positif 12-18 bulan setelahnya.

Margin kontribusi adalah rasio nilai dari profitabilitas dari masing-masing produk yang ada di perusahaan GoTo sebelum dikurangi oleh biaya headquarter atau operational expenses.

"[Margin kontribusi positif] akan didorong oleh kenaikan pendapatan, peningkatan tingkat take rate [komisi] dan manajemen biaya operasional [opex/operating expenses]," tulis Stevanus.

Direktur Keuangan Grup GoTo Jacky Lo menjelaskan perseroan telah mengambil berbagai langkah untuk meningkatkan efisiensi operasional, serta mempercepat pencapaian target-target pertumbuhan dan profitabilitas. Hasilnya, perseroan mencatatkan pertumbuhan secara konsisten.

"GTV tumbuh 33% dari tahun sebelumnya, pendapatan bruto naik 30% dari tahun sebelumnya. Pada saat yang sama, EBITDA Grup yang disesuaikan pada kuartal ini tercatat 44 basis poin lebih baik dibanding kuartal sebelumnya," ujar Jacky.

Sebagai informasi, PE Insidentil akan digelar Kamis besok pukul 14.00-15.00 WIB di mana investor publik bisa mendaftar untuk mengikuti secara online di http://bit.ly/PubexGoto.


Hide Ads