IBK Korea Standby 'Suntik' Modal ke Bank Kecil di RI

IBK Korea Standby 'Suntik' Modal ke Bank Kecil di RI

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Rabu, 08 Feb 2023 22:18 WIB
Bank Indonesia mencatat hingga akhir April 2013 jumlah uang kartal (uang tunai) yang beredar mencapai Rp 392,2 triliun. Menurut pejabat BI, kebutuhan uang tunai itu akan terus meningkat memasuki bulan Ramadan dan Lebaran mendatang. File/detikFoto.
Ilustrasi/Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

PT Bank IBK Indonesia Tbk menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Salah satu agenda adalah rencana Penawaran Umum Terbatas V dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue kepada para pemegang saham, sesuai peraturan OJK No. 14/2019.

Perseroan akan menerbitkan saham sebanyak-banyaknya 13.814.688.390 saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Jumlah saham yang akan diterbitkan tersebut bergantung pada keperluan dana Perseroan dan harga pelaksanaan Penawaran Umum Terbatas V.

Perseroan merencanakan pelaksanaan Penawaran Umum Terbatas V ini pada tahun 2023 dan/atau berdasarkan ketentuan POJK No. 14/2019 bahwa pelaksanaannya harus mendapat pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan dalam jangka waktu tidak lebih dari 12 bulan sejak tanggal persetujuan RUPSLB. Dengan penambahan modal melalui Penawaran Umum Terbatas V maka saham yang dikeluarkan Perseroan sebelum Penawaran Umum Terbatas V dapat terdilusi paling banyak 33,32%.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Direktur Utama Bank IBK Indonesia, Chae Jae Young menyatakan, dana rights issue akan digunakan untuk keperluan modal kerja Perseroan.

"Kami optimis dengan adanya peningkatan modal ini, struktur permodalan menjadi lebih baik sehingga Perseroan memiliki pendanaan yang cukup untuk menjalankan strategi usaha ke depannya yang kondisinya semakin menantang," kata dia dalam konferensi pers, Rabu (8/2/2023).

ADVERTISEMENT

Direktur Kepatuhan Bank IBK Indonesia Alexander F Rori mengungkapkan pembeli siaga dari aksi korporasi ini adalah Industrial Bank of Korea (IBK) yang merupakan induk usaha merek.

"Pembeli siaga adalah IBK sebanyak Rp 1 triliun. Dalam RUPS disetujui rights issue Rp 1,2 triliun. Sisanya akan ditawarkan ke masyarakat sesuai ketentuan pasar modal," ujar dia.

Bersambung ke halaman berikutnya. Langsung klik

Sebelumnya pada 2019 setelah resmi akuisisi, IBK telah menyuntikan dana sebesar Rp 700 miliar, kemudian pada 2021 IBK juga telah mengucurkan tambahan modal Rp 999,9 miliar. Pada 2022 ada suntikan modal Rp 1 trilin. Kemudian pada 2023 IBK kembali menambah modal melalui rights issue.

"IBK Indonesia baru 3 tahun namun keberadaan kami sudah menempati posisi yang patut diperhitungkan dengan pencapaian kinerja yang membanggakan," ujar Chae Jae Young.

Dia mengatakan IBK Korea menganggap Indonesia sebagai negara kunci dalam strategi pertumbuhan globalnya. Oleh karena itu, IBK Korea telah melakukan 4 kali capital injection sehingga modal inti Bank IBK Indonesia mencapai Rp 4,1 triliun dan direncanakan akan ada penambahan capital injection lagi.

Dia mengungkapkan IBK Indonesia memproyeksi profit meningkat sebanyak 8 kali dari Rp 13 miliar tahun 2021 menjadi Rp 104 miliar tahun 2022, total asset menunjukkan peningkatan 28,5% dari Rp 14,28 triliun tahun 2021 menjadi Rp 18,35 triliun di tahun 2022, dan core capital meningkat sebesar 42% dari Rp 2,9 triliun menjadi Rp 4,12 triliun. Di sisi lain, IBK Indonesia berhasil mengelola rasio NPL di bawah 2%.

Proyeksi kinerja IBK Indonesia tahun 2022 ini memberikan gambaran lebih jelas atas komitmen dari manajemen untuk mencapai target jangka panjang IBK Indonesia tahun 2030 yaitu untuk mencapai total aset Rp 50 triliun dan profit Rp 1 triliun yang mana sejalan dengan visi IBK Indonesia yaitu menjadi Bank yang Profesional, Inovatif dan Terkemuka untuk SME & Corporate.

Untuk membangun pondasi yang kuat agar mencapai total aset Rp 50 triliun pada tahun 2030, tahun ini IBK Indonesia memiliki empat rencana strategis.

Sekadar informasi IBK Korea merupakan bank yang fokus pada UMKM di Korea Selatan. Pemegang saham IBK Korea yaitu Pemerintah Korea 59,5%, Korea Development Bank 7,2%, Korea Exim Bank 1,8 % dan lainnya 31,5%. Sampai dengan saat ini IBK Korea memiliki 59 cabang di 12 negara dengan jumlah karyawan 13.773. Kinerja IBK Korea tahun 2022, Net Profit US$ 1,920 juta, Total Asset US$ 343,851 juta dan Total Loan 215,357 juta. Peringkat kredit IBK Korea adalah yang terbaik di antara bank-bank Korea, setara dengan pemerintah Korea.


Hide Ads