Saham GOTO Melesat hingga ARA, Ada Apa Nih?

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Rabu, 31 Mei 2023 20:35 WIB
Foto: Shutterstock
Jakarta -

Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) tiba-tiba melesat, bahkan hingga menyentuh auto reject atas (ARA) pada pra penutupan perdagangan hari ini, Rabu (31/5/2023).

Adapun sepanjang hari saham GOTO cenderung mengalami pergerakkan yang datar alias sideaways. Namun menariknya, saat pra penutupan atau pre closing, saham Goto naik sebesar 34,86% ke posisi Rp 147 per saham.

Dalam hal ini, sepanjang hari saham bergerak pada rentang Rp 104-110 per saham, kemudian tiba-tiba melesat hingga angka Rp 147 per saham menjelang pukul 16.00 atau waktu pre closing.

Sementara itu, tercatat saham GOTO sudah ditransaksikan sebanyak 54.370 kali, dengan volume sebesar 45,94 miliar lembar saham, serta nilai transaksi di Rp 6,44 triliun. Sedangkan untuk kapasitas pasarnya atau market cap mencapai Rp 174,1 triliun.

Mengutip riset CNBC Indonesia, Rabu (31/5/2023), di dalam order book-nya, di harga Rp 147/saham, terdapat antrian jual atau offer sebanyak 58 juta lot atau sekitar Rp 853 miliar.

Bahkan, berkat kondisi saham GOTO yang mencapai ARA, membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya ditutup turun tipis, dari sebelumnya yang sempat ambles nyaris 1%.

Melesatnya saham GOTO terjadi karena aktifnya rebalancing indeks MSCI per hari ini. Setelah diumumkan pada 11 Mei 2023 dan efektif per hari ini. Dengan ini, maka saham GOTO sudah resmi masuk ke dalam indeks MSCI, tepatnya MSCI Global Standard Index.

MSCI merupakan perusahaan penyedia indeks saham dan obligasi yang popular di dunia investasi. Indeks yang diluncurkan MSCI digunakan oleh para pengelola dana sebagai acuan (benchmark) untuk meracik produk investasi.

Secara periodik, MSCI juga melakukan review atas saham-saham apa yang layak dimasukkan menjadi konstituen dan dikeluarkan atau dikenal dengan rebalancing.

Tidak hanya itu, MSCI juga menyaring sejumlah saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan mempertimbangkan kapitalisasi pasar, free float saham, likuiditas saham dalam periode tertentu, dan sejumlah kriteria lainnya.




(hns/hns)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork