Tren positif kinerja keuangan Arkora Hydro tercermin dari realisasi laporan keuangan periode Januari 2023 hingga September 2023 dengan kenaikan pada laba bersih dan margin laba bersih, walaupun Indonesia sedang mengalami masa kemarau panjang akibat El Nino.
Tata kelola yang baik juga ditunjukkan dengan kenaikan margin laba bersih secara tahunan dari 23% pada kuartal III/2022 menjadi 34% pada kuartal III/2023, ujar Aldo Artoko selaku Presiden Direktur PT Arkora Hydro Tbk kepada media di Jakarta, Rabu (22/11/2023).
Ricky selaku Direktur, menjelaskan bahwa ARKO juga berhasil membukukan pertumbuhan dari sisi aset menjadi Rp1,07 triliun pada kuartal III/2023. Jumlah itu naik 19% apabila dibandingkan dengan dari periode yang sama pada 2022 yang mencapai Rp 905 miliar.
Sejalan dengan upaya perseroan menjaga bisnis yang berkelanjutan, ARKO akan segera menyelesaikan pembangkit listrik tenaga mini hidro (PLTMH) yang sedang dalam tahap konstruksi yakni Yaentu yang berlokasi di Sulawesi Tengah, dan Proyek Kukusan yang berlokasi di Lampung. "Setelah 2 proyek ini beroperasi akan memberikan tambahan produksi Listrik sebesar 94,3 Gwh/tahun, sehingga dapat meningkatkan kapasitas produksi Perseroan sebesar 95% dari produksi saat ini," ujar dia
Untuk Proyek Yaentu, progress konstruksinya saat ini sudah mencapai 95,5% dengan target commercial date pada kuartal II/2024. Sementara untuk Proyek Kukusan, saat ini progress konstruksi saat sudah mencapai 7,7%, dengan target commercial date pada kuartal III/2025. Aldo menyatakan kehadiran kedua proyek tersebut akan melengkapi lanskap produksi perseroan dari PLTA Cikopo II di Jawa Barat, yang memiliki kapasitas 7,4 MW dan PLTA Tomasa di Sulawesi Tengah, dengan kapasitas 10 MW.
Sejalan dengan strategi perseroan melakukan ekspansi melalui akselerasi proyek pipeline dan akuisisi, Arkora Hydro tengah fokus kepada pengembangan proyek hydro power yang terdapat dalam pipeline yang saat ini mencapai 220 MW atau tumbuh 120% secara tahunan. Selain itu, perseroan secara aktif mencari proyek-proyek baru yang berpotensi sebesar di atas 25 megawatt (MW).
"Kami melihat sektor bisnis EBT di Indonesia masih memiliki potensi besar sehingga menjadi peluang bagi perseroan untuk meraih pertumbuhan bisnis yang berkualitas. Hal ini sejalan dengan rencana pengembangan pembangkit EBT Hidro mencapai 10,3 GW berdasarkan RUPTL 2021-2030," kata dia.
Arkora Hydro sebagai perusahaan yang berfokus kepada penyediaan listrik ramah lingkungan yang berasal dari energi terbarukan turut mendapat angin segar dari kehadiran bursa karbon. Peluang ini hadir sejalan dengan penggunaan energi ramah lingkungan yang diyakini akan terus tumbuh.
Dalam aspek penanganan perubahan iklim khususnya pengurangan emisi karbon, Arkora Hydro telah berkontribusi dalam penghematan emisi selama periode 2017 Â Oktober 2023 sebesar Âą315.946 ton CO2. Realisasi akan makin besar ke depan hingga mencapai Âą134.988 tonCO2pertahun setelah seluruh proyek yakni Cikopo, Tomasa, Yaentu, dan Kukusan beroperasi. (kil/kil)