Deretan Emiten Saham di Lingkaran Koalisi Capres-Cawapres

Deretan Emiten Saham di Lingkaran Koalisi Capres-Cawapres

Retno Ayuningrum - detikFinance
Senin, 04 Des 2023 06:30 WIB
Ilustrasi investasi saham
Foto: Pixabay
Jakarta -

Bukanlah hal baru saat lingkaran pengusaha ikut meramaikan pesta demokrasi dengan menjadi koalisi calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres). Sejumlah emiten saham pun terafiliasi menjadi bagian pendukung para capres dan cawapres yang akan berlaga di pemilu tahun 2024 mendatang.

Ganjar Pranowo dan Mahfud MD misalnya dikelilingi oleh tokoh-tokoh pengusaha, seperti Harry Tanoesoedibjo, Sandiaga Uno, hingga Arsjad Rasjid. Arsjad Rasjid diketahui menjabat sebagai ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) nomor urut 3 ini. Dia juga dikenal sebagai direktur PT Indika Energy Tbk (INDY).

Sementara Harry Tanoesoedibjo mempunyai gurita bisnis, mulai dari bank, media, hingga batu bara. Sosoknya memang sudah tidak asing di masyarakat, apalagi dia juga pemilik beberapa stasiun televisi. Gurita bisnisnya pun banyak yang melantai di bursa efek, di antaranya MNCN, MSIN, BABP, BCAP, BMTR, IATA, BHIT, hingga KPIG.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu Sandiaga Uno merupakan pendiri Saratoga Investama Sedaya, sebuah perusahaan investasi pada tahun 1998 bersama Edwin Soeryadjaya. Melalui Saratoga, gurita bisnis Sandiaga Uno memang sangat luas. Saratoga merupakan perusahaan investasi yang fokus mendanai sejumlah sektor, mulai dari konsumer, infrastruktur, hingga sumber daya alam (SDA).

Selain Ganjar-Mahfud MD, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, juga terdapat sederet pengusaha yang mendukungnya, mulai dari Aburizal Bakrie, Kaesang Pangarep, hingga Pandu Sjahrir.

ADVERTISEMENT

Aburizal Bakrie menjadi salah satu konglomerat yang menguasai bisnis pertambangan. Dia juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Golkar yang masuk dalam koalisi Prabowo-Gibran. Sementara, Kaesang Pangarep terafiliasi dengan perusahaan udang beku, PT Panca Mitra Multiperdana Tbk (PMMP).

Adapun Pandu Sjahrir memiliki sepak terjang yang luar biasa di dunia bisnis, investasi, dan juga ekonomi digital. Ia mengembangkan bisnis batu bara yang diberi nama PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA). Perusahaan ini menjadi salah satu produsen batu bara berkalori tinggi di Indonesia.

Di sisi lain, jika menilik pasangan Anies-Cak Imin, komposisinya tidak terlalu memasukkan banyak pengusaha ternama. Namun, pasangan ini didukung oleh Surya Paloh.

Selain dikenal dengan bisnis medianya, Surya juga mempunyai perusahaan di bidang catering, hotel, hingga pertambangan, seperti PT Surya Energi Raya Tbk (SEER) yang mengelola minyak dan gas.

Dampak ke Saham-saham Tersebut

Lantas apakah kemenangan capres dan cawapres jagoannya akan berpengaruh pada saham-saham mereka? Ekonom & Financial Market Specialist Lucky Bayu Purnomo menilai saham-saham pengusaha yang tergabung di lingkungan partai koalisi belum tentu menguat. Hal ini karena pilpres bertepatan dengan awal 2024 dan adanya January effect.

Lucky menjelaskan January effect merupakan apresiasi pada secara positif terhadap kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

"January effect memberikan potensi kenaikan harga saham dengan peluang membeli di harga yang relatif rendah, akibat posisi downtrend yang dialami pada periode sebelumnya," kata Lucky kepada detikcom.

Meski begitu, Lucky mengatakan dampak kemenangan capres dan cawapres cenderung mendorong market untuk menguat pada beberapa saham, seperti di sektor keuangan dan energi.

"Tetapi, dampak kemenangan capres dan cawapres cenderung mendorong market untuk menguat pada saham pilihan. Seperti sektor energi itu ada BREN, ANTM, PGAS. Sektor keuangan ada BBCA, BBRI, BMRI, BBNI. Kalau sektor consumer cyclical ada INDF, ICBP, ACES," lanjutnya.

Sementara itu, Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Nailul Huda mengatakan harga saham dari perusahaan tim pemenangan akan sangat bergantung dari keberhasilan memenangkan pemilu. Apabila menang, harga saham akan menguat.

"Jika mereka menang, harga saham pasti akan melejit, karena persepsinya akan banyak dipermudah oleh pemerintahan yang akan datang. Sebaliknya, bagi yang kalah, akan sulit untuk meningkat harganya karena bisa berpotensi dipersulit bisnis ke depannya," kata Nailul.

Menurutnya, hal tersebut sering terjadi saat pilpres. Tak heran, pengusaha sering kali main di beberapa paslon agar siapapun yang menang sahamnya tetap aman dan tetap cuan. "Emiten yang bakal banyak bergerak adalah emiten yang bergerak di energi, kelapa sawit, dan batubara," imbuhnya.

(fdl/fdl)

Hide Ads