PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) melaporkan kinerja keuangannya di 2023. Perusahaan mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp 3,75 triliun yang naik 3,66% dibandingkan periode sama di tahun 2022 sebesar Rp 3,63 triliun.
BNBR juga menorehkan laba usaha sebesar Rp 348,31 miliar di sepanjang tahun 2023. Angka ini naik sebesar Rp 116,38 miliar atau 50,18% dibanding periode sama di tahun sebelumnya yang sebesar Rp 231,93 miliar.
Namun berdasarkan laporan keuangan perusahaan, BNBR menorehkan laba bersih Rp 237 miliar, angka itu turun 10,77% dibandingkan perolehan laba bersih di 2022 sebesar Rp 266 miliar.
"Capaian ini merupakan hasil dari sinergi yang bagus di antara sejumlah proyek strategis unit-unit usaha, terutama di sektor manufaktur dan juga teknologi informasi,"
terang Direktur Utama & CEO PT Bakrie & Brothers Tbk, Anindya Novyan Bakrie dalam keterangannya, Kamis (14/3/2024).
Pendapatan bersih yang naik tersebut berasal dari kenaikan pendapatan PT Bakrie Metal Industries (BMI) Group sebesar Rp 49,3 miliar dan PT Multi Kontrol Nusantara
(MKN) sebesar Rp 102,3 miliar. Selain itu, perseroan juga mencatatkan EBITDA sebesar Rp 446,04 miliar di tahun 2023. Hal ini naik sebesar Rp 121,51 miliar atau 37,44% dari angka di tahun sebelumnya sebesar Rp 324,52 miliar.
Direktur Keuangan BNBR Roy Hendrajanto M. Sakti menambahkan, saat ini postur neraca Perseroan jauh lebih ramping dan sehat. Terutama dengan penyelesaian kewajiban derivatif kepada Glencore sebesar USD 854,7 juta atau setara Rp 13,1 triliun.
Dengan penyelesaian utang ini, rasio debt to equity Perseroan menjadi jauh lebih baik dan sehat dari Rp 12,08 triliun atau 10,44x di tahun sebelumnya, menjadi Rp 589,27 miliar atau 1,67x di tahun 2023. "Dengan demikian, kondisi neraca Perusahaan menjadi lebih ramping dan sehat sehingga diharapkan ke depan BNBR bisa melesat
lebih cepat dari sebelumnya," kata Roy.
Anak usaha Perseroan yang bergerak di industri kendaraan listrik PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk. (VKTR) di awal 2024 telah berhasil menjalin kerja sama strategis
dengan membentuk perusahaan patungan atau joint venture dengan entitas Grup Salim, PT IMG Sejahtera Langgeng, anak usaha Indomobil Group untuk menggenjot adopsi kendaraan listrik (EV) di Indonesia.
Selain itu, VKTR melalui perusahaan patungan bernama PT VKTR Sakti Industries ("VKTS"), di Magelang, Jawa Tengah, di awal 2024 juga telah mulai melakukan groundbreaking pembangunan fasilitas kendaraan listrik komersil berbasis Completely Knock Down (CKD) pertama di Indonesia.
VKTR juga telah menyelesaikan produksi 8 unit bus listrik merek BYD tipe D9 high floor yang digunakan oleh salah satu perusahaan kertas di Indonesia sebagai moda
transportasi antar-jemput karyawan.
(acd/das)