Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi cukup dalam hari ini, Senin (10/2/2025). Bahkan, angkanya sempat rontok hingga level terendah di perdagangan dengan angka 6.585,98.
Analis dari BCA Sekuritas, Achmad Yaki, mengatakan jika IHSG jebol lebih dalam lagi, maka bukan tidak mungkin akan melanjutkan koreksi hingga ke angka 6.559 atau bahkan 6.480.
"Namun, jika IHSG bertahan di atas 6.600, potensi rebound masih cukup menarik dengan resist terdekat di 6.639 dan 6.698," terang Achmad saat dihubungi detikcom pada Senin (10/2/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut Achmad menjelaskan, terkoreksinya IHSG masih ada kaitannya dengan tarif dagang yang ditetapkan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, yang terindikasi akan menerapkan tarif baru yang menyebabkan dana kabur berpotensi masih lanjut. Achmad juga mengatakan, pelemahan rupiah juga masih akan berlanjut.
Beberapa penyebab merosot tajamnya IHSG antara lain lantaran emiten milik taipan masih sulit cuan dan belum bisa masuk Morgan Stanley Capital International (MSCI). Beberapa di antaranya seperti PT Petrosea (PTRO), PT Petrindo Jaya Kreasi (CUAN), dan PT Barito Renewables Energy (BREN).
"Saham-saham grup taipan belum bisa masuk MSCI (seperti PTRO, CUAN, dan BREN), bisa jadi sebab panic selling terus berlanjut. Data GDP (gross domestic product) tumbuh, tapi jauh dari target pemerintah di 8%-an. Januari malah deflasi di tengah lesunya daya beli. Devisa Hasil Ekspor (DHE) valas (valuta asing) menurun," beber Achmad menerangkan sebab rontoknya IHSG.
Achmad menyarankan, dengan kondisi IHSG saat ini lebih baik beralih kepada saham Big 4 Banks jika ingin membeli di level support, atau beralih kepada Big Cap yang memiliki kinerja saham yang baik serta rajin membagikan dividennya.
"Kalau bonds, bisa ke SBN (Surat Berharga Negara). (Angka ideal IHSG) 6.600-6.630, jika IHSG bisa bertahan, bisa pertimbangkan entry saham-saham Big Caps, terutama Big Banks dan konglomerat," pungkas Achmad.
Sementara analis pasar modal, Ellen May, mengatakan saham-saham perbankan menarik untuk dikoleksi saat ini. Hal ini mengingat level belinya sudah di harga obral yang cukup rendah.
"Kalau saham banking turun, tinggal ditunggu aja di valuasi termurahnya untuk masuk." kata Ellen.
Salah satu saham yang sudah ada di level murah, kata Ellen adalah BBRI. Investor bisa membelinya di harga saat ini mengingat turunnya sudah cukup dalam.
"BBRI sudah murah. BBCA, BMRI belum." jelas Ellen.
(eds/eds)