PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) membukukan kinerja solid di tengah dinamika industri global. DSSA membukukan pendapatan konsolidasian sebesar US$ 3 miliar atau sekitar Rp 49,5 triliun (asumsi kurs Rp 16.500) sepanjang 2024.
Kontribusi pendapatan DSSA disumbang lini bisnis pertambangan melalui entitas anak usaha yang mencatatkan pendapatan sebesar US$ 2,7 miliar atau sekitar 92% dari total pendapatan konsolidasian.
DSSA mencatat pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) sebesar US$ 734 juta sepanjang tahun 2024. Namun, laba bersih tahun berjalan menyusut dibandingkan tahun sebelumnya, yakni sebesar US$ 542 juta dari US$ 865 juta.
Kinerja solid tercapai melalui lini bisnis perseroan di sektor teknologi, energi baru dan terbarukan (EBT), bahan kimia, dan investasi. Kinerja tersebut dinilai memperkuat fundamental keuangan emiten sektor pertambangan, energi, dan infrastruktur tersebut.
Presiden Direktur PT Dian Swastatika Sentosa, L. Krisnan Cahya mengatakan, perseroan terus berupaya memaksimalkan potensi dari entitas anak melalui ekspansi bisnis strategis untuk menunjang pertumbuhan berkelanjutan DSSA.
"Di tengah dinamika industri yang terus berkembang, kami melihat peluang besar untuk memperluas kehadiran kami, termasuk di lini bisnis energi baru dan terbarukan, serta teknologi. Kami juga melakukan berbagai langkah inovatif dalam memperkuat posisi DSSA sebagai pemimpin industri untuk memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan," kata Krisnan dalam keterangan tertulisnya, Jumat (21/3).
Di sisi lain, DSSA memperkuat langkah strategis melalui ekspansi lini bisnis dengan nilai tambah tinggi, terutama di sektor EBT dan teknologi dengan tetap mengedepankan prinsip keberlanjutan.
Melalui entitas anaknya PT Eka Mas Republik (MyRepublic Indonesia), DSSA juga memperluas cakupan layanan internet dan multimedia guna memperkuat penetrasi di pasar teknologi. MyRepublic Indonesia tercatat menjangkau lebih dari 6 juta rumah di lebih dari 140 kota dan kabupaten di seluruh Indonesia, serta mencatatkan 1 juta pelanggan sepanjang 2024.
Sementara itu, DSSA juga menjalin kemitraan strategis dalam investasi teknologi mencakup pengembangan pusat data mutakhir berbasis kecerdasan buatan (AI) di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan. langkah ini sejalan dengan visi perseroan dalam mendukung transformasi digital nasional.
Melalui entitas anaknya PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS), DSSA juga meningkatkan alokasi sumber daya di energi hijau dengan mencakup implementasi listrik ramah lingkungan, pemanfaatan armada kendaraan listrik (EV), optimalisasi energi terbarukan, hingga program reklamasi lahan untuk penyerapan karbon dalam operasional bisnis pertambangan.
DSSA melalui entitas anak di lini bisnis EBT juga memperkuat beberapa proyek strategis, seperti pengembangan energi panas bumi (geothermal), pengembang listrik berbasis tenaga surya (solar PV developer), dan pabrik panel surya terintegrasi berkapasitas 1 gigawatt (GW) per tahun yang telah rampung dibangun di Kendal, Jawa Tengah.
"Dengan fondasi bisnis yang solid, DSSA siap menghadapi tantangan masa depan melalui strategi yang adaptif dan inovatif," tutup Krisnan.
(ara/ara)