Membongkar Kinerja Saham BNI, Layak Dikoleksi?

Stock Watchlist

Membongkar Kinerja Saham BNI, Layak Dikoleksi?

Andi Hidayat - detikFinance
Jumat, 18 Jul 2025 09:02 WIB
Ilustrasi Gedung BNI
Gedung BNI/Foto: Dok BNI
Jakarta -

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) atau BNI menjadi bank pelat merah pertama yang mencatatkan sahamnya di perdagangan pasar modal. BNI menjadi perusahaan terbuka melalui pencatatan saham perdananya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada 1996, yang saat ini menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).

Kala itu, BNI menerbitkan saham Seri-B sebanyak 4,34 miliar dengan harga Rp 500 per lembar. Kemudian pada 1999, BNI melakukan aksi korporasi dengan right issue atau menerbitkan saham baru Seri-C sebanyak 151,90 miliar dengan harga Rp 25 per lembar. Kiprah BNI di pasar modal terus menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Hal tersebut terlihat dari kapitalisasi pasar BNI saat ini yang tumbuh hingga 153,66 triliun. Saham BNI saat ini dibanderol dengan harga Rp 4.120 per lembar.

Mengutip dari laman resmi BNI, saat ini 60% atau sekitar 22,37 miliar saham dimiliki oleh pemerintah melalui PT Danantara Asset Management (Persero). Kemudian 40% sisanya dimiliki oleh masyarakat, baik secara individu maupun institusi, domestik dan asing.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengamat Pasar Modal Panin Sekuritas, Reydi Octa menjelaskan saham BBNI memiliki fundamental yang kuat secara pertumbuhan laba, Dana Pihak Ketiga (DPK), dan rasio Current Account Saving Account (CASA).

Berdasarkan laporan keuangan BNI hingga Mei 2025, perseroan mencatat pendapatan bunga bersih sebesar Rp 15,73 triliun dengan komposisi pendapatan bunga Rp 26,97 triliun dan beban bunga Rp 11,23 triliun dengan laba tahun berjalan sebesar Rp 8,5 triliun.

ADVERTISEMENT

Sementara untuk Return on Equity (ROE), tercatat di level 12,8% dengan rasio kredit macet (Non-Performing Loan/NPL) sebesar 2%. Hingga Mei 2025, BNI mencatat DPK sebesar Rp 799 triliun dengan rasio giro dan tabungan terhadap DPK (CASA) pada level 71,7%, serta rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) 20,8%.

"Ditambah dividen yield sebesar 9,1%, BBNI berpotensi menjadi salah satu saham perbankan yang undervalued dibandingkan 4 bank besar lainnya," terang Reydi kepada detikcom, Kamis (17/7/2025).

Reydi mengatakan, Panin Sekuritas menetapkan target price (TP) untuk saham BBNI jangka menengah di level Rp 6.500 atau secara konservatif di Rp 6.300 dengan asumsi valuasi P/B 1,2x untuk 2025. Dengan harga saat ini, ia menilai saham BBNI memiliki peluang yang menarik.

"Dengan potensi upside yang cukup besar, BBNI layak dipertimbangkan, meski tetap perlu memperhatikan risiko eksternal seperti arah kebijakan suku bunga dan kondisi makro ekonomi," imbuhnya.

Dihubungi terpisah, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menjelaskan, tren pertumbuhan kinerja fundamental BNI sudah bergerak pada pergerakan saham yang positif. Hal itu tercermin dalam perolehan laba tahun berjalan dan DPK perseroan.

Selain itu, terang Nafan, pertumbuhan kredit BNI juga menunjukan pertumbuhan. Adapun kredit BNI hingga Mei 2025 mencapai Rp 755,44 triliun. Angka tersebut tumbuh jika dibandingkan periode yang sama pada 2024, yakni sebesar Rp 708,89 triliun.

"NPL-nya masih bagus untuk BNI, masih bisa ditekan serendah mungkin. Jadi nanti diharapkan dengan adanya tren penurunan suku bunga acuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, serta adanya tren permintaan kredit, terutama kredit yang berkualitas, jadi ini memang semestinya bisa mampu mengerek fundamental BNI," jelas Nafan, dihubungi terpisah.

Rekomendasi Saham BNI

Kinerja fundamental maupun saham BNI juga menjadi sorotan dari sejumlah lembaga sekuritas pasar modal. Saham BBNI juga menuai ragam rekomendasi. Berikut rinciannya:

CGS International Sekuritas Indonesia (11/7)

BBNI: Spec Buy dengan support Rp 4.020 cut loss jika break di bawah Rp 3.930 jika tidak break di bawah Rp 4.020, potensi naik Rp 4.200-Rp 4.290 short term.

PT Binaartha Sekuritas (11/7)

BBNI: Buy Area Rp 3.750-Rp 3.850 dengan target price (TP) Rp 4.250, Rp 4.420, Rp 4.600, Rp 4.750 dan Rp 4.880. Adapun area support BBNI di harga Rp 3.750 dengan status Hold.

PT Mirae Asset Sekuritas (10/7)

BBNI: Accumulative Buy, terutama dengan area level harga di rentang Rp 3.930-Rp 4.030.




(ara/ara)

Hide Ads