Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat pagi ini, Kamis (24/7). Penguatan ini menyusul aksi rebound pada penutupan perdagangan kemarin, Rabu (23/7), usai menguatnya asumsi penurunan eskalasi tarif Amerika Serikat (AS). Sejumlah saham di sektor energi masuk dalam rekomendasi koleksi pada perdagangan hari ini.
Sejumlah saham tersebut yakni PT TBS Toba Energi Utama Tbk (TOBA), PT Barito Pacific Tbk (BRPT), hingga PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC). Ketiga saham tersebut terpantau menguat sejak pembukaan perdagangan hari ini.
TOBA misalnya, menguat sejak pembukaan perdagangan hari ini ke level Rp 1.065 per lembar saham. TOBA menguat 0,47% pukul 10.05 WIB dengan mencatatkan volume transaksi sebesar 78,55 juta dengan nilai transaksi Rp 83,51 miliar di awal perdagangan hari ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian saham milik konglomerat Prajogo Pangestu, PT Barito Pacific Tbk (BRPT) yang terpantau menguat hingga 4,52% ke harga Rp 2.310 per lembar saham. BRPT mencatatkan volume transaksi jumbo di awal perdagangan, yakni sebesar 70,80 juta dengan nilai mencapai Rp 161,74 miliar.
Kemudian saham MEDC yang terpantau menguat 0,79% di awal perdagangan pagi ini. Saham Medco diperdagangkan pada level Rp 1.280 per lembar. Adapun volume transaksi yang tercatat sebesar 6,58 juta dengan nilai transaksi Rp 8,44 miliar.
Mengutip analisis Phintraco Sekuritas, ketidakpastian ekonomi akibat penerapan tarif AS secara signifikan menurun usai tercapainya kesepakatan dagang dengan Bank of Japan (BoJ). Dengan berkurangnya risiko ini, peluang Jepang untuk mencapai inflasi 2.0% YoY secara berkelanjutan diperkirakan semakin tinggi, sehingga dapat membuka jalan bagi kenaikan suku bunga selanjutnya.
Baca juga: Pagi Ini IHSG Menguat ke Posisi 7.558,36 |
Peneliti Phintraco Sekuritas, Ratna Lim, menjelaskan IHSG ditutup menguat di level 7469.23 (+1.69%) pada perdagangan Rabu setelah dilanda aksi profit taking pada perdagangan sehari sebelumnya. Rebound indeks antara lain dipicu oleh kesepakatan perjanjian kerangka kerja perdagangan antara Indonesia dan Amerika. Dengan sejumlah sentimen tersebut, IHSG diperkirakan berpotensi melanjutkan reli penguatannya dan menguji level psikologis di 7.500.
Mengutip data RTI Business, IHSG dibuka pada posisi 7.485,08. Lalu sekitar pukul 10.00 nilanya naik 89,13 poin atau 1,19% ke posisi 7.558,36. Pada perdagangan pagi ini, IHSG sempat mencapai level tertinggi di posisi 7.568,22. Nilainya juga sempat mencapai level terendah di posisi 7.478,36.
"Selain itu penguatan indeks bursa Asia, setelah tercapainya kesepakatan dagang antara AS dengan Jepang, juga menjadi faktor positif. Deeskalasi perang dagang menjadi sentimen positif, seiring dengan berkurangnya kecemasan akan meningkatnya laju inflasi di AS serta harapan akan penurunan suku bunga The Fed pada tahun ini," terang Ratna dalam analisanya, Kamis (24/7/2025).
Aksi Korporasi Emiten Energi
Ilustrasi/Foto: Agung Pambudhy
|
TBS Energi Utama telah menyelesaikan proses divestasi dua aset pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Langkah ini dilakukan sebagai bagian strategi jangka panjang dalam menuju bisnis energi yang berkelanjutan. Kedua PLTU tersebut yakni PLTU di Minahasa Utara berkapasitas 100 MW. Dengan divestasi di PLTU Minahasa Utara ini TBS akan mengurangi emisi karbon lebih dari 45%, atau sekitar 777 ribu ton CO2e per tahun.
Kemudian proses divestasi di PLTU Gorontalo telah rampung baru-baru ini. Juli mengatakan dua divestasi ini sejalan dengan roadmap TBS 2030 dan komitmen perseroan untuk tumbuh secara bertanggung jawab di sektor pengelolaan limbah, mobilitas listrik dan energi terbarukan.
Namun, TOBA mencatat penurunan pendapatan di kuartal I 2025 sebesar 21% menjadi US$ 392,8 juta atau sekitar Rp 6,44 triliun (asumsi kurs Rp 16.233) dari US$ 496 juta pada periode yang sama di tahun sebelumnya.
Direktur TBS Energi Utama Juli Oktarina menjelaskan, penurunan pendapatan terjadi lantaran adanya fluktuasi harga komoditas batu bara. Namun begitu, ia menyebut EBITDA perseroan naik 7% menjadi US$ 109,2 juta dari US$ 102,5 juta.
Selain itu, TBS Energi Utama juga mencatat penurunan ekuitas sebesar 17% menjadi US$ 359,6 juta dari US$ 432,9 juta di kuartal I tahun 2024. Di sisi lain, perseroan mencatat peningkatan kas dan setara kas sebesar 45% menjadi US$ 126,1 juta dari US$ 87,2 juta dengan total aset sebesar US$ 1,04 miliar atau naik 11% dari US$ 946 juta.
Sementara untuk laba bersih, Juli menyebut perseroan masih mengalami kerugian akibat divestasi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Selain itu, ia juga menyebut divestasi PLTU berdampak pada target pendapatan perseroan.
BRPT
Sementara emiten milik Prajogo Pangestu, BRPT, melakukan sejumlah aksi korporasi besar beberapa waktu terakhir melalui anak usahanya, yakni PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA). Chandra Asri Pacific tercatat telah mengakuisisi fasilitas kilang dan pabrik Shell Bukom dan Jurong Island di Singapura.
Fasilitas ini mencakup kilang minyak dengan kapasitas 237.000 barel per hari dan pabrik steam cracker 1 ton per tahun. Akuisisi ini dilakukan melalui perusahaan patuangan TPIA, yakni cAPGC Pte. Ltd.
Selain itu, kongsi Prajogo Pangestu lainnya, PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) juga mencatatkan saham perdananya melalui Initial Public Offering (IPO) pada 9 Juli 2025. Entitas anak usaha TPIA ini meraup dana segar IPO sebesar Rp 2,37 triliun.
Kemudian melalui anak usahanya BRPT, PT Barito Renewables Energy (BREN) juga menjajaki perluasan pembangkit listrik panas bumi yang dikelola Star Energy Geothermal. Tercatat ada lima proyek yang dijalankan dengan nilai investasi sebesar US$ 365 juta.
Medco
Sementara untuk Medco Energi, tercatat telah mengakuisisi Fortuna International senilai US$ 425 juta yang dilakukan secara bertahap dengan target rampung pada kuartal III tahun ini. Dengan begitu, MEDC memiliki hak tidak langsung sebesar 24% pada Production Sharing Contract (PSC).
Di sisi energi terbarukan, MEDC juga meresmikan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ijen di Bondowoso, Jawa Timur. Selain itu, perseroan juga meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Bali Timur, Karangasem, Bali. Kedua proyek ini resmi beroperasi komersial setelah diresmikan Presiden Prabowo Subianto akhir Juni lalu.
PLTP Ijen sendiri memiliki kapasitas 35 MW dengan kemampuan penyediaan listrik bersih hingga 85.000 rumah tangga. PLTP Ijen ditargetkan mampu mengurangi emisi CO2 hingga 230.000 ton per tahun.
Sementara untuk PLTS Bali Timur memiliki kapasitas 25 MWp dengan proyeksi 50 GWh listrik per tahun atau setara memenuhi kebutuhan listrik untuk 42.000 rumah tangga. PLTS Bali Timur disebut menekan lebih dari 44.000 ton CO2 per tahun.
Rekomendasi Saham
Phintraco Sekuritas
TOBA - Buy on Support : Lower shadow yang terbentuk pasca uji psikologis 1000 menjadi indikasi awal rebound. Selama bertahan di atas 1000, peluang rebound tetap terjaga. Target price (TP) 3 Rp 1.300, TP 2 Rp 1.155, TP 1 Rp 1.100. Kemudian cut loss di bawah Rp 1.000.
MEDC - Buy on Support : Pembentukan hammer menjadi indikasi awal rebound yang diperkuat saat breakout MA20 1260. Volume yang solid sejalan dengan indikasi tersebut. Target price (TP) 2 Rp 1.400, TP 1 Rp 1.325. Kemudian cut loss di bawah Rp 1.230.
Mirae Asset Sekuritas
MEDC - Accumulative Buy dengan area entry level di harga Rp 1.225 hingga Rp 1.275. Level support untuk MEDC berada di harga Rp 1.225 hingga Rp 1.215. Kemudian TP 1 di level Rp 1.290 (+1.57%), TP2 Rp 1340 (+5.51%), dan TP3 Rp 1.630 (+28.35%).
CGS International Sekuritas Indonesia
BRPT - Spec Buy dengan support Rp 2.160, level cut loss jika harga turun di bawah Rp 2.110. Jika tidak turun di bawah Rp 2.160, potensi naik Rp 2.260 hingga Rp 2.310 short term.
Tonton juga video "Yang Mana Strategi Cuan Yang Aman?" di sini: