PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan pendapatan operasional US$ 1,07 miliar atau setara Rp 17,76 triliun (kurs Rp 16.600) pada semester I 2025. Capaian itu meningkat US$ 24 juta atau Rp 398 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara itu, Direktur Niaga Garuda Indonesia, Reza Aulia Hakim menyebut beban operasional perusahaan tercatat sebesar US$ 1,03 miliar. Kemudian EBITDA Garuda Indonesia tercatat sebesar US$ 257 juta.
"Operating revenue kami meningkat US$ 24 juta atau sebesar US$ 1,07 miliar dengan operating expense US$ 1,03 miliar dengan EBITDA meningkat sehingga menjadi US$ 257 juta," jelas Reza dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta Pusat, Senin (22/9/2025).
Menurut Reza, hal ini tak lepas dari kinerja operasional Garuda Indonesia sepanjang semester I 2025. Maskapai pelat merah itu mengoperasikan total 70 rute, dengan rincian 50 rute domestik dan 20 rute internasional.
Garuda Indonesia tercatat memiliki 58 armada pesawat yang siap melayani dengan spesifikasi narrow body serta 18 pesawat wide body. Tingkat keterisian penumpang 78% dan 43% untuk kargo.
"Hingga Juni 2025 kami mengoperasikan 70 rute, yaitu 50 rute domestik dan juga 20 internasional dengan 52 destinasi, kemudian serviceable armada sebanyak 58 yang terdiri dari 40 narrowbody dan juga 18 widebody dengan tingkat keterisian 78% untuk penumpang dan 43% untuk kargo," tuturnya.
Selanjutnya, frekuensi penerbangan meningkat 2.809 sehingga totalnya naik menjadi 37.880. Jumlah penumpang naik 104 ribu dibandingkan tahun lalu, sementara angkutan kargo meningkat 933 ribu kilogram.
"Kemudian kami berhasil menambah frekuensi sebesar 2.809 frekuensi menjadi 37.880 dengan jumlah kapasitas 6,85 juta seat dan juga jumlah penumpang naik 104 ribu dibandingkan tahun lalu dan kargo juga meningkat 933 ribu kilogram," tutur Reza.
"On-time performance kami meningkat sebesar 2,36 poin menjadi 86,2% dan juga utilisasi ini meningkat cukup banyak, sebesar 1 jam 10 menit sehingga total utilisasi 58 armada kami menjadi 10 jam 43 menit," tutupnya.
Tonton juga video "Dirut Garuda Ungkap 3 Faktor Penyebab Harga Tiket Pesawat Mahal" di sini:
(acd/acd)