PT Kriling Berjangka Indonesia (KBI) mencatat volume transaksi lebih dari 5,5 juta lot perdagangan berjangka sepanjang periode perdagangan Januari hingga Juli 2025. Capaian ini mencerminkan kepercayaan pasar terhadap lembaga kliring.
Direktur Utama PT KBI, Budi Susanto, literasi menjadi kunci utama dalam mendorong pertumbuhan transaksi komoditi berjangka. Ia juga memastikan seluruh sistem transakinya berjalan dengan baik.
"Literasi yang kuat mengenai PBK merupakan fondasi penting bagi pelaku usaha dan masyarakat untuk dapat berpartisipasi secara aman. PT KBI memastikan setiap transaksi berjalan dalam kerangka sistem yang kami jamin, sehingga tidak hanya menawarkan peluang profit, tetapi juga menjamin keamanan," jelas Budi dalam keterangan tertulisnya, dikutip Minggu (28/9/2025).
Dalam rangka mendorong literasi komoditi berjangka, PT KBI bersama Kementerian Perdagangan melalui Bappebti dan Asosiasi Perdagangan Berjangka Komoditi Indonesia (Aspebtindo), menggelar Bulan Literasi Perdagangan Berjangka Komiditi (PBK) 2025.
Bulan Literasi Perdagangan Berjangka Komoditi 2025 dibuka di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI), Depok, Kamis (18/9). Kegiatan ini merupakan komitmen regulator, SRO, asosiasi dan pelaku usaha untuk memperkuat literasi masyarakat mengenai pemahaman peluang dan risiko transaksi di industri PBK.
Acara ini dibuka secara virtual oleh Menteri Perdagangan, Budi Santoso, yang menekankan pentingnya literasi PBK sebagai bekal generasi muda menghadapi dinamika perdagangan global. Acara tersebut mengusung tema Generasi Emas Cakap PBK: Pahami Risiko dan Peluang yang dianggap sejalan dengan tujuan edukasi.
Acara ini diikuti lebih dari 350 peserta, meliputi Self Regulated Organization (SRO), pelaku usaha, asosiasi industri, hingga civitas akademika. Kepala Bappebti, Tirta, menyampaikan harapannya agar Bulan Literasi PBK mampu meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap potensi sekaligus risiko perdagangan berjangka.
"Melalui kegiatan ini, literasi masyarakat diharapkan makin meningkat sehingga mampu memahami peluang sekaligus risiko PBK," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Umum Aspebtindo, Zulfan Syaiful Bahri, menekankan literasi PBK harus menjangkau lebih luas. "Bulan Literasi PBK memiliki sasaran meningkatkan pemahaman masyarakat terkait mekanisme industri PBK secara baik dan benar, serta menyeluruh hingga ke pelosok Indonesia," jelas dia.
(kil/kil)