COP 29 Azerbaijan

Bos PLN: Ekonomi 8% Harus Sediakan Energi Terjangkau tapi Bersih

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Selasa, 12 Nov 2024 13:13 WIB
Foto: Eduardo Simorangkir
Baku - Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo mengatakan pembangunan energi bersih merupakan salah satu poin penting dalam mewujudkan target pertumbuhan ekonomi pemerintah 8%. Catatan pentingnya, pembangunan energi bersih juga harus mampu mewujudkan energi yang terjangkau.

"Ini sangat penting karena salah satu misi Presiden Prabowo Subianto adalah bagaimana kita dapat mencapai pertumbuhan ekonomi 8%. Dan satu-satunya cara bagi kita untuk dapat mencapai 8% adalah dengan menyediakan energi yang terjangkau tetapi bersih." kata Darmawan dalam CEO Talks di Paviliun Indonesia pada gelaran COP29 di Baku, Azerbaijan, Senin (11/11/2024).

Darmawan mengatakan, ekonomi yang tumbuh juga harus diwujudkan lewat peningkatan ketahanan energi. Pembangkit-pembangkit baru yang bersumber dari energi terbarukan diharapkan bisa menciptakan lebih banyak lapangan kerja, mengurangi kemiskinan, memberantas kelaparan, dan memberikan kemakmuran bagi masyarakat.

"Sebagai utusan khusus untuk iklim, kita harus menyeimbangkan antara pertumbuhan, kemakmuran, dan juga keberlanjutan lingkungan." lanjut Darmawan.

Hal ini juga diamini oleh Ketua Delegasi Indonesia di COP29, Hashim Djojohadikusumo. Utusan Khusus Presiden di bidang perubahan iklim tersebut menolak bahwa energi terbarukan akan mahal. Perkembangan teknologi saat ini membuktikan bahwa energi bersih dapat menyediakan harga yang terjangkau.

"Energi terbarukan itu tidak mahal, semata-mata mahal." katanya di lokasi yang sama.

"Sekarang ada teknologi baru dari berbagai sumber, ini ada yang namanya battery energy storage systems ya, ini sekarang murah ya. Sekarang kita di Indonesia sudah ditawarkan 4 cent per kilowatt hour, 4 tahun lalu Tesla menawarkan 14 cent. Sekarang ada yang menawarkan 4 cent dan menuju ke 3 cent. Jadi saya kira ini transformasi energi terbarukan menjadi sangat terjangkau, tidak mahal." lanjutnya.

Indonesia sendiri berencana membangun lebih banyak pembangkit energi terbarukan demi mencapai target emisi nol karbon pada 2060 mendatang. Salah satu implementasinya adalah dengan pembangunan 75 gigawatt (GW) energi terbarukan dalam 15 tahun ke depan yang tercantum dalam rencana usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL) PLN.

Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo, optimistis rencana pengembangan energi terbarukan ini bisa berjalan dengan baik. Kinerja PLN dalam masa transisi yang sedang dijalani saat ini menunjukkan bahwa target tersebut bisa terwujud.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo (kedua dari kiri) dalam CEO Talks di Paviliun Indonesia pada COP29 Foto: Eduardo Simorangkir

Dengan jumlah pelanggan sebanyak 92 juta, PLN mencatatkan pendapatan usaha sebesar US$ 32 miliar atau sekitar Rp 487,38 triliun sepanjang 2023. PLN bahkan berhasil membukukan keuntungan terbesar dalam sejarah perseroan dengan meraih laba bersih sebesar Rp 22,07 triliun pada tahun 2023, sekaligus mencetak hattrick rekor laba bersih selama tiga tahun berturut-turut sejak 2021.

"Laba bersih kami mencapai rekor tertinggi selama tiga tahun berturut-turut. Jadi menandai kinerja keuangan terbaik dalam sejarah PLN." kata Darmawan.

Dalam masa transisi selama empat tahun terakhir, PLN juga telah berhasil menghilangkan 13,3 GW pembangkit batu bara sebagai usahanya mengurangi peningkatan emisi. Menurut hitungan PLN, langkah tersebut bisa menekan emisi GRK hingga 1,8 miliar metrik ton dalam 25 tahun.

"Itu memberi sinyal bahwa kami sedang melakukan transisi." kata Darmawan.

Meski optimistis, PLN mengakui hal ini tak dapat dilakukan sendirian oleh perseroan. Butuh kolaborasi dengan banyak pihak untuk mewujudkan target ambisius tersebut.

"Satu-satunya cara untuk maju adalah melalui kolaborasi. Itulah sebabnya kolaborasi antar investor domestik, kolaborasi antar regional dan juga internasional dibutuhkan." kata Darmawan.


(eds/ara)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork