Kapal Sewaannya Selundupkan Minyak ke Malaysia, Ini Penjelasan Pertamina

Kapal Sewaannya Selundupkan Minyak ke Malaysia, Ini Penjelasan Pertamina

- detikFinance
Kamis, 05 Jun 2014 16:40 WIB
Jakarta - Selasa 3 Juni 2014 lalu, kapal MT Jelita Bangsa sewaan Pertamina ditangkap karena menyelundupkan minyak mentah dari sumur minyak Chevron ke Malaysia. Apa kata Pertamina?

Vice President Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir mengatakan, minyak yang diselewengkan kapal tersebut merupakan minyak limbah (on board quantity), sisa pencucian tangki kapal yang bercampur air dan tersimpan dalam slop tank.

"Setelah kami klarifikasi kepada pemilik kapal, didapatkan irformasi berdasarkan pengakuan Perwira Senior MT Jelita Bangsa, bahwa minyak yang sudah dipindahkan dari MT Jelita Bangsa adalah limbah sisa pencucian kompartemen kapal yang masih mengandung sisa minyak. Jadi bukan kargo minyak mentah milik Pertamina dari Chevron Pacific Indonesia," ungkap Ali dalam keterangannya kepada detikFinance, Kamis (5/6/2014).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun demikian, Ali mengatakan, pihaknya masih akan menunggu hasil verifikasi resmi dari surveyor independen yang ditunjuk oleh Bea Cukai, untuk memastikan kualitas dan kuantitas kargo Pertamina di kapal tersebut. Dia juga menegaskan, Pertamina sama sekali tidak mengalami kerugian dari peristiwa ini.

"Karena kontrak antara Pertamina dan pemilik kapal yang berlaku saat ini telah memagari secara tegas kewajiban pemilik kapal, untuk memastikan kargo Pertamina aman baik secara kualitas maupun kuantitas, hingga sampai di tempat tujuan pengiriman. Sehingga risiko apapun terkait dengan kedua hal tersebut menjadi tanggung jawab pemilik kapal," tutur Ali.

Selanjutnya, Pertamina telah mengirimkan surat peringatan kepada pemilik kapal dan setelah hasil penyelidikan selesai akan ditentukan sanksi yang tegas seperti pemutusan kontrak.

Pertamina, kata Ali, sangat mengapresiasi langkah yang ditempuh Bea Cukai dalam upaya pemberantasan penyelewengan minyak, yang dalam konteks ini telah membantu menyelamatkan minyak mentah milik Pertamina. Ali mengatakan, Pertamina berkomitmen penuh untuk turut serta mendukung upaya tersebut melalui mekanisme pengawasan yang ketat.

"Selain kontrak yang sudah sangat tegas melindungi kargo perusahaan, kapal juga sudah dilengkapi dengan vessel tracking yang pada saat kejadian memang diketahui dalam kondisi dimatikan dengan sengaja beberapa saat sebelum kapal tersebut ditangkap aparat. Fakta ini tentunya sangat membantu aparat pada saat melakukan pemeriksaan lebih lanjut," ungkapnya.

Ali juga menegaskan, minyak yang diangkut dari sumur minyak Chevron di Dumai ini sudah dibeli oleh Pertamina dan menjadi milik Pertamina.

"Oleh pemilik kapal MT Jelita Bangsa diangkut sesuai yang dibeli sejak lepas dari pelabuhan, jika sampai titik serah di Balongan isi minyak berkurang maka itu jadi tanggung jawab pemilik kapal, kami bisa tagih kekurangannya atau kami tidak bayar ongkos angkutnya," ujarnya.

Ali mengungkapkan, kapal MT Jelita Bangsa juga secara sengaja tidak memberikan tanda sebagi bukti laporan perjalannya.

"Setiap kapal ada GPS-nya, dia tiap beberapa jam tidak memberikan PING, sebagai sinyal keberadaanya, intinya Pertamina tidak bodoh lah, minyak yang diangkut kurang kita tidak mau bayar atau minta ganti kekurangannya," tutupnya.

MT Jelita Bangsa mengangkut kargo minyak mentah Pertamina sebanyak 402.955 barel Duri Cruder eks Chevron dan berangkat dari pelabuhan Dumai pada tanggal 2 Juni 2014 sekitar pukul 09.00 WIB untuk tujuan pengiriman Kilang Balongan, Jawa Barat. Kapal ditangkap aparat Bea Cukai di perairan sebelah utara Pulau Karimun Kecil pada 3 Juni 2014 dini hari.

(rrd/dnl)

Hide Ads