Anjloknya harga minyak disebabkan melemahnya data perekonomian Tiongkok, selaku konsumen energi terbesar dunia. Selain itu, produsen minyak terbesar Arab Saudi belum berencana untuk memangkas produksinya, guna mengurangi pasokan di pasar.
Perekonomian Tiongkok turun di Oktober ini, sektor manufaktur lesu dan pertumbuhan investasi nyaris menyentuh level terendahnya dalam 13 tahun terakhir. Ini akan membuat permintaan energi menurun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara minyak jenis light sweet dari AS, harganya turun 40 sen menjadi US$ 76,78 per barel.
"Tak ada faktor pendorong di pasar," kata Analis Komoditi Avtar Sandu, dilansir dari Reuters, Kamis (13/11/2014).
Permintaan minyak ke anggota OPEC (Organization of the Petroleum Exporting Countries) juga menurun menjadi 29,2 juta barel per hari tahun depan. Turun 1 juta barel per hari dari permintaan saat ini.
Menteri-menteri negara anggota OPEC akan bertemu untuk memutuskan soal kebijakan produksi minyak, dan bagaimana menghadapi anjloknya harga minyak sebesar 30% dalam 5 bulan.
(dnl/hen)