Selain itu, batu akik menjadi mahal harganya karena proses penggosokan para perajin batu akik, sehinga memunculkan warna yang mengkilap dan beragam.
"Batu akik itu kan dasarnya magma cair yang ada di dalam perut bumi, panasnya 1.000 derajat celsius. Magma ini naik ke atas permukaan bumi melewati celah-celah batuan dan lapisan tanah. Makin naik, makin turun panasnya dan membeku sehingga membentuk batuan kristal," ujar Kepala Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Surono, kepada detikFinance.
Proses terangkatnya batu akik ke permukaan tanah dari kedalaman 160 km lebih, membutuhkan proses yang sangat lama. Pembentukan magma cair hingga menjadi batu akik mencapai jutaan hingga miliaran tahun. Setelah terangkat ke permukaan bumi, batu akik banyak ditemukan di sungai atau hamparan tanah, sehingga tidak perlu harus menggali tanah cukup dalam.
"Prosesnya itu lama sekali, jutaan-miliaran tahun lamanya," ucapnya.
"Batuan berharga paling banyak di gunung api purba yang sudah mati ini, mulai dari intan, emas dan banyak lagi, yang jumlahnya tidak lagi berbentuk bijih, tapi berbentuk bongkahan termasuk batu akik," ungkapnya.
Menurut Surono gunung api yang ada di Indonesia masih berusia muda dan aktivitas vulkaniknya masih sangat aktif. Gunung berapi purba yang sudah mati miliaran tahun lalu, paling banyak ditemukan di Afrika Selatan, kawasan ini merupakan produsen emas dunia.
"Di sana emas itu banyak berupa bongkahan batu, kalau di Indonesia jangan berharap ada. Dan tidak menutup kemungkinan di sana juga banyak batu akik," katanya.