Menurut Kepala Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Surono, beragamnya warna-warna pada batu akik tersebut, karena proses pengotoran magma cair oleh batuan atau tanah di sekitarnya. Peristiwa ini terjadi saat terangkatnya cairan magma dari perut bumi ke permukaan tanah melalui proses vulkanik.
"Ketika proses naiknya magma ke permukaan, magma cair ini mengalami pendinginan atau proses hidrotermal dan membeku sehingga terjadi pengkristalan," ujar Surono, kepada detikFinance.
Proses batuan kristal ini, unsur-unsur tanah dan batuan sekitarnya 'mengotori' atau memberikan warna pada batuan akik. Setiap batu akan memiliki warna yang berbeda-beda, tergantung kondisi tanah atau batuan di sekitarnya. Hal ini lah yang membuat setiap daerah di Indonesia, memiliki jenis dan warna batu yang berbeda-beda.
"Proses 'pengotoran' ini yang akan membentuk batuan itu mempunyai jreng yang berbeda-beda, warna dan sebagainya," ucapnya.
Terkait warna batu akik yang beragam berkilau berkilau, hal tersebut terjadi karena keahlian para pengerajin batu akik dalam proses pengasahan atau penggosokan untuk membentuk batu akik.
"Bagaimana batu ini digosok sehingga membentuk batu yang jreng sekali, itu hanya para ahli perajin batu akik yang bisa. Seorang ahli geologi sekalipun sulit menentukan mana batu akik yang harganya mahal. Bahkan saya sendiri bisa tertipu, karena saya mengerti jenis batu, tapi tidak spesifik seperti batu akik," tutupnya. (dnl/dnl)