Jokowi akan Resmikan Proyek 'Harta Karun Energi' Terbesar di Dunia

Jokowi akan Resmikan Proyek 'Harta Karun Energi' Terbesar di Dunia

Michael Agustinus - detikFinance
Rabu, 29 Mar 2017 18:03 WIB
Foto: Ardan Adhi Chandra
Jakarta - Menteri ESDM Ignasius Jonan pekan ini akan meresmikan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Sarulla Unit I yang berkapasitas 110 MW. PLTP Sarulla Unit I telah mulai beroperasi secara komersial (Commercial Operation Date/COD) pada 18 Maret 2017 lalu.

"Sudah COD per 18 Maret 2017 lalu, nanti mau diresmikan Pak Menteri," kata Dirjen EBTKE Kementerian ESDM, Rida Mulyana, saat ditemui di Graha CIMB Niaga, Jakarta, Rabu (29/3/2017).

Peresmian akan dilakukan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Jonan. Menurut Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian ESDM Sujatmiko, pekan ini Jonan akan memantau proyek tersebut sebelum peresmian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kunjungan dulu. Rencananya peresmiannya nanti oleh Presiden," kata Sujatmiko.

Pada 23 November 2017, PLTP Sarulla Unit II 110 MW juga akan COD, lalu disusul Unit III yang juga berkapasitas 110 MW pada Mei 2018, sehingga total kapasitas PLTP Sarulla menjadi 330 MW. Unit II rencananya COD pada 23 November 2017, lalu Unit III Mei 2018.

Baca juga: Menelisik Potensi 'Harta Karun Energi' Indonesia

Dari sisi kapasitas, PLTP Sarulla 3x110 MW akan menjadi yang terbesar kedua setelah PLTP Gunung Salak yang kapasitasnya 377 MW. Tetapi PLTP Sarulla masih bisa dikembangkan lagi, potensinya mencapai lebih dari 1.000 MW.

Rida mengungkapkan, PLTP Sarulla yang termasuk dalam Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Gunung Sibual-buali adalah proyek panas bumi terbesar di dunia. Jika potensinya digarap, bukan hanya akan jadi yang terbesar di Indonesia, tapi juga dunia.

"PLTP-nya kedua setelah WK Salak, kan di Salak 377 MW. Tapi kalau mau dikembangkan lagi, potensinya lebih dari 1.000 MW, besar sekali," paparnya.

Baca juga: Manfaatkan 'Harta Karun Energi' RI, Dapat Listrik dan Udara Bersih

Harga listrik dari PLTP Sarulla saat ini US$ 7,9 sen/kWh atau sekitar Rp 1.000/kWh. Harga listriknya akan terus menurun hingga US$ 3 sen/kWh pada masa akhir kontrak jual-beli listrik (Power Purchase Agreement/PPA) dengan PLN.

"Harga listriknya mulai dari US$ 7,9 sen/kWh, tapi makin turun sampai jadi US$ 3/kWh di 10 tahun terakhir," tutup Rida.

Wilayah kerja ini dikembangkan melalui skema Kontrak Operasi Bersama (KOB)/Joint Operation Contract (JOC) antara PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) dengan Sarulla Operation Limited (SOL), sesuai amandemen kedua KOB danEnergy Sales Contract (ESC) yang ditandatangani pada 14 April 2013, dimana SOL merupakan konsorsium yang terdiri dari PT Medco Power Indonesia - Itochu Corporation - Kyushu Electric Power Co., Inc dan Ormat International, Inc.

PLTP Sarulla termasuk dalam program percepatan pembangunan ketenagalistrikan (fast track program/ FTP) 10.000 MW tahap II sesuai dengan Peraturan Menteri (Permen) ESDM nomor 40 tahun 2014 tentang Daftar Proyek-proyek Percepatan Pembangunan Tenaga Listrik yang menggunakan Energi Terbarukan, Batubara dan Gas serta Transmisi terkait. (mca/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads