Di sektor panas bumi, sejak 3 tahun kepemimpinan Jokowi-JK, kapasitas terpasang dari pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) terus bertambah. Dari tahun 2014 hingga 2017, kapasitas yang telah terpasang mencapai 1.808,5 Megawatt (MW).
"Tambahan kapasitas terpasang tahun 2017 dari PLTP Ulubelu 4 itu dengan kapasitas 55 MW dan dari PLTP Sarulla 2 yang berkapasitas 110 MW," ungkap Rida di kantornya, Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (27/10/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian untuk kapasitas terpasang pada Pembangkit Bioenergi hingga tahun 2017 telah mencapai 1.812 MW. Di 2014 kapasitas terpasang Pembangkit Bioenergi 898,5 MW, kemudian melompat menjadi 1.767,1 MW di tahun 2015, kemudian meningkat menjadi 1.787,9 MW di tahun 2016.
"Bioenergi sempat agak mandeg. Ada lompatan 2014-2015. Kendala dari pengembangan ini adalah kapasitasnya kecil. Ini agak sedikit stagnan," jelas Rida.
Sementara untuk penyerapan bahan bakar nabati atau biodiesel masih terbilang rendah. Sebanyak 1,67 kiloliter biodiesel diserap sebagai bahan campuran solar selama tahun 2017. Rendahnya penyerapan biodiesel itu disebabkan penggunaan campuran solar dan biodiesel yang tidak cocok dalam mesin tertentu.
"Kebijakan mandatory campuran biodiesel ke BBM sekarang ini 20%. Tantangannya itu karena rendahnya harga minyak dunia, itu menyebabkan selisih harga biodiesel dan BBM tinggi," pungkasnya. (hns/hns)