Ini Tantangan RI Capai Target Produksi Migas 2 Juta Barel/Hari di 2018

Ini Tantangan RI Capai Target Produksi Migas 2 Juta Barel/Hari di 2018

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Rabu, 13 Des 2017 16:49 WIB
Foto: Dok. Reuters
Jakarta - Pemerintah menugaskan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) untuk bisa mencapai target produksi minyak dan gas (migas) tahun depan sebesar 2 juta barel per hari. Angka ini terdiri dari produksi minyak sebesar 800 ribu barel per hari (bph) dan gas 1,2 juta barel setara minyak per hari (Barel Oil Equivalent Per Day/BOEP).

Namun ada tantangan yang harus dihadapi agar target tersebut bisa tercapai. Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Wisnu Prabawa Taher mengatakan, penemuan migas dari cadangan baru atau eksplorasi menjadi tantangan agar target lifting migas tersebut bisa tercapai.

"Memang penemuan cadangan baru selama 10 tahun terakhir belum terlalu signifikan sehingga bisa menaikkan level produksi. Ini jadi tantangan khususnya dalam eksplorasi," katanya dalam seminar nasional di Hotel Fairmont, Jakarta, Rabu (13/12/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia bilang, produksi energi fosil ini tercatat mengalami penurunan sebesar 20-25% per tahun. Hal inilah yang harus dijaga agar penurunan tersebut setidaknya bisa dijaga di bawah angka 25% lewat eksplorasi dari penemuan cadangan-cadangan migas baru.

"Eksplorasi dalam beberapa tahun sebenarnya sudah cukup banyak penemuan, tapi yang bisa secara ekonomis bisa difungsikan tidak terlalu banyak. Dan penemuan ini kebanyakan gas," ucapnya.

Untuk itu, pihaknya pun menargetkan agar lifting migas dari cadangan baru bisa ditingkatkan, terlebih dengan adanya sentimen dari harga minyak yang diproyeksi meningkat tahun depan.

"Harapannya dengan harga minyak yang membaik akan jadi stimulus tersendiri bagi mitra kami lebih meningkatkan kegiatannya di 2018 khususnya eksplorasi. Tidak hanya produksi dari eksisting tapi juga eksplorasi, sehingga cadangan-cadangan baru banyak yang bisa dikembangkan dan digunakan secara ekonomis," pungkasnya.


(eds/zlf)

Hide Ads