Harga Pertamax Cs Bisa Turun?

Harga Pertamax Cs Bisa Turun?

Danang Sugianto - detikFinance
Sabtu, 13 Okt 2018 13:28 WIB
Harga Pertamax Cs Bisa Turun?
Foto: Puti Aini Yasmin
Jakarta - Belum lama ini PT Pertamina (Persero) menaikkan harga Pertamax Cs. Penentuan harga BBM berjenis non subsidi itu memang terus dievaluasi setiap 3 bulan.

Kemarin Pertamina memutuskan untuk BBM jenis Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite, Pertamina Dex, dan Biosolar Non PSO lantaran rata-rata harga minyak mentah dunia selama 3 bulan terakhir sudah membus level US$ 80 per barel.

Berdasarkan Keputusan Menteri ESDM Nomor 1969 K/12/MEM/2018 tentang Penetapan Harga Minyak Mentah Indonesia (ICP) September 2018, harga minyak mentah utama dan minyak mentah lainnya ditetapkan US$ 74,88 per barel. Besaran ini naik dibanding Agustus US$ 69,36 per barel.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sekarang harga minyak mentah dunia mulai kembali menurun. Lalu bisakah harga Pertamax ikut turun?

Harga minyak mentah dunia masih stabil. Namun jika dilihat sejak awal pekan harga minyak mentah dunia diperkirakan bisa anjlok 4% lebih.

Melansir Reuters, Jumat kemarin, minyak mentah Brent berjangka naik 13 sen menjadi US$ 80,39 per barel, setelah kemarin jatuh 3,4%. Ini merupakan posisi terendah sejak 24 September 2018 di level US$ 79,80.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 11 sen menjadi US$ 71,08 per barel, setelah jatuh 3% di sesi sebelumnya yang merupakan posisi terendah sejak 21 September.

Persediaan minyak mentah AS naik 6 juta barel pada pekan lalu. Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) mengurangi perkiraan pertumbuhan permintaan minyak global untuk tahun depan. Alasan headwinds menghadapi ekonomi yang lebih luas dari sengketa perdagangan dan pasar-pasar berkembang yang bergejolak. OPEC melihat pasokan minyak mentah dibuat lebih hati-hati untuk mencegah banjirnya pasokan di tahun depan.

"Kita tetap mengestimasi permintaan minyak tumbuh 1,2 juta ke 1,5 juta barel per hari tahun ini, dan melihat risiko perlambatan di 2019 bila tensi perang dagang naik," tutur Analis riset dari ANZ dalam laporannya risetnya.

Di Teluk AS Meksiko, produsen minyak telah memangkas produksi hingga 40% pada karena adanya Badai Michael. Pemangkasan produksi itu mewakili 680.107 barel per hari produksi minyak.

Badai Michael menerjang pantai Florida pada hari Rabu. Ini merupakan badai terkuat ketiga yang menyerang daratan AS dan menyebabkan sedikitnya tujuh orang tewas.


Beberapa pekan ini harga minyak mentah dunia berangsur turun. Lantas apakah harga Pertamax Cs bisa turun lagi?

Vice President Corporate Communication atau Juru Bicara Pertamina, Adiatma Sardjito menjelaskan, harga Pertamax Cs dan BBM non-PSO memang mayoritas dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak mentah dunia. Meski ada komponen lain dalam penentuan harga seperti kurs, harga minyak mentah dunia mempengaruhi sekitar 90% lebih dalam penentuan harga.

"Kemudian kita evaluasi setiap 3 bulan. Kita tidak setiap kali ada perubahan harga minyak dunia lantas harga berubah. Karena juga kita pesan sekarang sampainya 3 bulan kemudian," tuturnya kepada detikFinance, Jumat (12/10/2018).

Kemarin Pertamina memutuskan untuk BBM jenis Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite, Pertamina Dex, dan Biosolar Non PSO lantaran rata-rata harga minyak mentah dunia selama 3 bulan terakhir sudah membus level US$ 80 per barel.

Kenaikan harga minyak mentah dunia itu salah satunya disebabkan oleh penjatuhan sanksi AS terhadap Iran untuk menyetop ekspor minyak dari Iran. Namun untuk meredam kenaikan harga, AS meminta organisasi pengekspor minyak (OPEC) untuk menggenjot produksinya.

Laporan OPEC mengatakan produksi minyak telah meningkat 132.000 barel per hari pada September menjadi 32,76 juta barel per hari. Itu merupakan produksi tertinggi tahun ini.

Kendati begitu, OPEC masih berhati-hati dalam meningkatkan produksinya. Sebab mereka khawatir tahun depan bisa kebanjiran pasokan.

Meski begitu, harga minyak mentah dunia sudah berangsur turun. Harga minyak Brent kemarin sudah turun 3,4% dan hari ini berada di posisi US$ 80,39 per barel. Ini merupakan posisi terendah sejak 24 September 2018 di level US$ 79,80.

Sedangkan minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS saat ini di level US$ 71,08 per barel, setelah jatuh 3% di sesi sebelumnya yang merupakan posisi terendah sejak 21 September.

"Pokoknya kami mengikuti rata-rata harga minyak dunia. Mau naik atau turun ya kita sesuaikan dalam periode 3 bulan," tambahnya.

PT Pertamina (Persero) menegaskan penentuan harga Pertamax CS murni karena fluktuasi harga minyak mentah dunia. BUMN perminyakan tak begitu memperdulikan para kompetitor dalam menentukan harga.

Vice President Corporate Communication atau Juru Bicara Pertamina, Adiatma Sardjito menjelaskan, ada beberapa komponen dalam menentukan harga Pertamax CS, seperti harga minyak mentah dunia dan kurs. Namun komposisi pertimbangan harga minyak mentah paling besar.

"Sekitar 90% itu karena harga minyak mentah," tuturnya kepada detikFinance.

Adiatma menjelaskan setiap produsen BBM seperti Shell dan Total memiliki mekanisme dan pertimbangan penentuan harga yang berbeda-beda. Sehingga sejatinya kompetisi dalam penentuan harga tak begitu berpengaruh.

"Masing-masing produk kan ada bahan pertimbangannya juga, hitung-hitungannya. Masing-masing berbeda biaya pokoknya, kan biaya mereka dengan Pertamina bisa saja beda," tambahnya.

Nanti setelah 3 bulan, Pertamina akan kembali mengevaluasi harga penjualan Pertamax CS. Harga minyak dunia akan dihitung secara rata-rata.

Hide Ads