Harga Pertamax Cs Bisa Turun?

Harga Pertamax Cs Bisa Turun?

Danang Sugianto - detikFinance
Sabtu, 13 Okt 2018 13:28 WIB
Harga Pertamax Cs Bisa Turun?
Foto: Agung Pambudhy

Beberapa pekan ini harga minyak mentah dunia berangsur turun. Lantas apakah harga Pertamax Cs bisa turun lagi?

Vice President Corporate Communication atau Juru Bicara Pertamina, Adiatma Sardjito menjelaskan, harga Pertamax Cs dan BBM non-PSO memang mayoritas dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak mentah dunia. Meski ada komponen lain dalam penentuan harga seperti kurs, harga minyak mentah dunia mempengaruhi sekitar 90% lebih dalam penentuan harga.

"Kemudian kita evaluasi setiap 3 bulan. Kita tidak setiap kali ada perubahan harga minyak dunia lantas harga berubah. Karena juga kita pesan sekarang sampainya 3 bulan kemudian," tuturnya kepada detikFinance, Jumat (12/10/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemarin Pertamina memutuskan untuk BBM jenis Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite, Pertamina Dex, dan Biosolar Non PSO lantaran rata-rata harga minyak mentah dunia selama 3 bulan terakhir sudah membus level US$ 80 per barel.

Kenaikan harga minyak mentah dunia itu salah satunya disebabkan oleh penjatuhan sanksi AS terhadap Iran untuk menyetop ekspor minyak dari Iran. Namun untuk meredam kenaikan harga, AS meminta organisasi pengekspor minyak (OPEC) untuk menggenjot produksinya.

Laporan OPEC mengatakan produksi minyak telah meningkat 132.000 barel per hari pada September menjadi 32,76 juta barel per hari. Itu merupakan produksi tertinggi tahun ini.

Kendati begitu, OPEC masih berhati-hati dalam meningkatkan produksinya. Sebab mereka khawatir tahun depan bisa kebanjiran pasokan.

Meski begitu, harga minyak mentah dunia sudah berangsur turun. Harga minyak Brent kemarin sudah turun 3,4% dan hari ini berada di posisi US$ 80,39 per barel. Ini merupakan posisi terendah sejak 24 September 2018 di level US$ 79,80.

Sedangkan minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS saat ini di level US$ 71,08 per barel, setelah jatuh 3% di sesi sebelumnya yang merupakan posisi terendah sejak 21 September.

"Pokoknya kami mengikuti rata-rata harga minyak dunia. Mau naik atau turun ya kita sesuaikan dalam periode 3 bulan," tambahnya.

Hide Ads